Skip to main content

Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian III)

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian II)."

Apa yang harus anda lakukan kalau saham yang sudah anda beli lagi di harga lebih rendah  (average down) masih juga turun?

Nah, situasinya pelik karena tidak ada jawaban yang absolut. Semuanya tergantung. Tergantung kondisi pasar (bullish atau bearish), tergantung fundamental saham, tergantung teknikal saham, tergantung berapa besar turunnya.

Tetapi sebagai pemula yang baru main saham di bawah 2 tahun, pengetahuan anda tentang kondisi pasar, fundamental dan juga teknikal saham relatif masih minim. (Maaf, jangan tersinggung.) Jadi untuk sederhananya, kalau saham masih juga turun setelah anda membeli untuk kedua kali, saran saya adalah: cut-loss.

"Lah," keluh anda. "Kalau begitu caranya, kemungkinan saya akan cut-loss terus. Dan yang lebih ngeselin, setelah saya cut-loss, saham tersebut cuma turun dikit lagi lalu berbalik naik. Apa tidak sebaiknya saya tunggu aja?"

Saya paham keberatan anda. Tapi mari kita pikirkan bersama.

Kalau (relatif) SEMUA saham yang anda beli masih juga turun pada saat anda membeli untuk kedua kali, bukan cut-loss yang harus disalahkan. Yang harus anda kaji ulang adalah alasan MENGAPA anda membeli saham-saham tersebut. (Untuk menyegarkan ingatan anda tentang APA dan MENGAPA membeli suatu saham, silahkan baca pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian I).")

Ingat: anda masih dalam proses belajar mencari alasan MENGAPA suatu saham layak dibeli. Kalau saham yang anda beli berdasarkan alasan ini semuanya malah turun, berarti MENGAPA-nya ini yang salah.

Saya kutip dari pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian I)": 


.... Ketika anda membeli saham, catat alasan "Mengapa." Kalau hasilnya untung, lanjutkan. Kalau buntung, coba perbaiki alasan tersebut atau cari alasan yang baru. Pergerakan saham ada polanya. Carilah pola-pola gerak saham yang menghasilkan untung.

Dengan melalui proses di atas, perlahan-lahan anda akan menemukan jawaban �Mengapa� suatu saham layak dibeli....


Saya ulangi sekali lagi: kalau alasan anda membeli suatu saham selalu menuai rugi, perbaiki alasan tersebut. Atau cari alasan lain yang baru. Dengan mengikuti proses ini, niscaya anda akan menemukan jawaban saham APA dan MENGAPA yang mendatangkan untung.

Nah, sekarang mengenai saham yang setelah anda cut-loss malah berbalik naik: tidak ada larangan untuk membeli lagi saham yang sudah anda jual. Seandainya setelah anda cut-loss lalu anda menemukan alasan bahwa saham itu akan naik: beli lagi. Lupakan luka lama. Anggap pembelian ini sebagai posisi baru dengan titik cut-loss yang baru. 


Titik Cut-Loss

Di sini saya menyimpang sedikit untuk membicarakan tentang cut-loss. Saya selalu menekankan pentingnya cut-loss. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan titik cut-loss yang sesuai kondisi. (Ada baiknya anda membaca dulu pos "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham.")

Cara cut-loss yang paling mudah diterapkan oleh pemula adalah metode persentase: kalau saham turun sekian persen, anda cut-loss. Tapi metode persentase ini ada kelemahannya terutama pada saham yang volatilitasnya tinggi.

Kalau anda menetapkan untuk cut-loss kalau saham turun 5% tapi saham yang anda beli seringkali naik-turun hingga 20%, hampir pasti anda akan cut-loss setelah membeli saham tersebut. Inilah sebabnya mengapa dalam menentukan titik cut-loss, pemain saham sebaiknya mempertimbangkan volatilitas saham.

Karena mempertimbangkan volatilitas cukup sulit untuk pemula dan karena saham yang bervolatilitas tinggi biasanya adalah saham �gorengan,� inilah sebab utama mengapa saya memperingatkan pemula untuk menghindari saham-saham jenis ini. Intinya: hindari saham berfluktuasi tinggi jika anda belum mempertimbangkan volatilitas ketika menentukan titik cut-loss.


3. Setelah anda beli, saham (relatif) tidak naik tidak turun

Sekarang kita sampai pada kemungkinan ketiga: setelah anda beli, saham (relatif) tidak naik tidak turun.

Kejadian ini sepertinya bukan suatu masalah pelik: kalau belum rugi, kenapa musti pusing? Biarkan saja tuh saham, kan belum rugi, mungkin begitu pikiran anda. Benarkah solusi ini adalah yang terbaik? Silahkan lanjut baca ke pos "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian IV)."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]  

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad