Skip to main content

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1

Anda sudah mulai bermain saham dan ingin belajar analisa teknikal.

Bagaimana memulainya?

Banyak pemain saham pemula�karena disarankan penulis atau pelatih saham karbitanyang langsung menyelami indikator analisa-analisa teknikal yang (relatif) rumit: Moving Average, Bollinger Band, MACD, Stochastic, Elliot Wave Theory, Angka Fibonacci, dan sebagainya.

Cara ini tidak tepat karena hal ini sama saja dengan anda disarankan mengemudikan pesawat terbang pada hari pertama masuk sekolah pilot. Menurut anda kira-kira apa yang akan terjadi? (Saya sih tidak mau naik pesawat tersebut.)

Saran saya: Belajar analisa teknikalseperti belajar ilmu apapunharus dimulai dari dasar. Nah, apa sebenarnya dasar dari analisa teknikal?

Dasar utama dari analisa teknikal adalah HARGA saham. Dan harga saham biasanya dibagi menjadi empat komponen:
    A. OPEN (Buka)
    B. HIGH (Tinggi)
    C. LOW (Rendah)
    D. CLOSE/LAST (Tutup)
      (Kalau anda belum tahu arti Open, High, Low, Close, silahkan baca dulu pos "Empat Komponen Harga Saham Yang Perlu Anda Ketahui.")

      Jadi, kalau anda benar serius mau belajar analisa teknikal, langkah pertama adalah dengan mencermati harga Open, High, Low, Close dari saham yang anda pantau. Setiap hari.

      Mengapa harus setiap hari?

      Karena harga Open, High, Low, Close pada satu hari TIDAK layak dijadikan indikasi untuk transaksi saham.

      Mengapa begitu, tanya anda.

      Mengacu pada ilmu statistik, satu data tidak sepatutnya digunakan untuk mengambil kesimpulan. Kita perlu data lebih dari satu.

      Berapa banyak, tanya anda lagi.

      Makin banyak, makin baik.

      Lah, kalau terlalu banyak, sanggah anda, saya jadi super bingung.

      Bukan cuma anda yang bingung; saya juga. Memang sulit mencermati data dalam bentuk angka kalau datanya banyak. Maka dari itu data harga saham berhari-hari tersebutagar mudah dibacaditampilkan dalam bentuk grafik. Tampilan grafik harga saham yang umum adalah Bar Chart dan Candlestick Chart.

      Figure 1. Komponen Open, High, Low, Close Harga Saham Dalam Bar/Candlestick Chart
      [Sumber: Technical Analysis of the Financial Market hal. 298]


      Jadi, grafik saham yang biasa anda lihat adalah kumpulan harga Open, High, Low, Close berhari-hari dari saham tersebut.

      Perhatikan:
      1. High adalah selalu titik paling tinggi.
      2. Low adalah selalu titik paling rendah.
      3. Kalau Close di atas Open, artinya harga saham naik pada hari itu.
      4. Kalau Close di bawah Open, artinya harga saham turun pada hari itu.
      5. Open pada hari ini BELUM TENTU sama dengan Close pada hari sebelumnya. (Silahkan teliti lagi pos "Empat Komponen Harga Saham Yang Perlu Anda Ketahui.")
      6. Kalau Close di atas Close Kemarin (Prv Price), artinya harga saham naik dibanding kemarin.
      7. Kalau Close di bawah Close Kemarin (Prv Price), artinya harga saham turun dibanding kemarin. 

      Input Data Open, High, Low, Close Secara Manual

      Anda sudah tahu bahwa grafik bersumber dari data Open, High, Low, Close. Nah, sebelum mendalami grafik, saya anjurkan anda untuk meng-input secara manual data Open, High, Low, Close pada program spreadsheet (seperti Microsoft Excel, dan sejenisnya) seperti contoh di bawah ini:

      Figure 2. Data Harga Open High Low Close ASII November 2008

      Prev Price = Close hari sebelumnya.
      +/- = Close - Prev Price
      +/-% = (+/-)/Prev Price

      Lakukan ini setiap hari untuk semua saham yang anda pantau.

      Kok perlu meng-input data Open, High, Low, Close ini secara manual? protes anda. Kan sudah ada grafiknya?

      Belajar menulis huruf tidak bisa anda lakukan hanya dengan memelototi huruf a, b, c, d, e; belajar menulis harus anda lakukan dengan melihat contoh huruf dan MENULIS huruf tersebut.

      Demikian pula dengan analisa teknikal: anda harus meresapi angka Open, High, Low, Close. Dan cara meresapinya adalah dengan menulis atau mengetik ulang angka-angka tersebut. Dengan melakukan hal ini anda akan bisa menguasai dasar analisa teknikal dengan baik.

      Ingat: memeloti angka tersebut selama berjam-jam kalah faedahnya dibandingkan menulis kembali angka-angka tersebut. (Anda seharusnya bersyukur dan merasa beruntung karena tidak perlu menggambar sendiri grafik tersebut karena sudah dilakukan oleh komputer).

      Jangan khawatir; anda tidak perlu meng-input data secara manual untuk selamanya. Tapi coba lakukan hal ini MINIMUM tiga bulan supaya otak anda mulai bisa mengkorelasi harga Open, High, Low, Close dalam tampilan grafik. Kalau anda melakukan hal ini dengan sungguh-sungguh, saya yakin ketika melihat grafik Candlestick, anda mulai bisa menterjemahkan grafik tersebut dalam angka-angka.

      Ingat: grafik bersumber dari angka. Hanya dengan memahami angka-angka yang membuat grafik tersebut, perlahan-lahan anda akan memahami grafik tersebut.  
         
      Nah, sekarang anda sudah tahu fondasi analisa teknikal. Apa langkah selanjutnya yang perlu anda perhatikan dari Open, High, Low, Close ini? Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula Bagian 2."






      Pos-pos yang berhubungan:
      [Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

        Comments

        Popular posts from this blog

        Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

        Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

        Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

        Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

        Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

        Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad