Pos ini adalah lanjutan dari pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1."
Anda sudah mulai meng-input data harga Open, High, Low, Close saham. Apa saja yang perlu anda perhatikan dari data-data ini? Mari kita telaah satu persatu.
A. Open (Buka)
Yang perlu anda perhatikan dari Open adalah apakah harga Open ini di Prv Price (harga penutupan kemarin), di atas Prv Price, atau di bawah Prv Price.
Kalau harga saham Open di Prv Price, hal ini tidak berindikasi apa-apa. (Open di Prv Price yang saya maksud ini tidak selalu harus TEPAT di titik Prv Price; satu poin di atas atau pun satu poin di bawah bisa juga termasuk kategori ini.)
Kalau harga saham Open di atas Prv Price, saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi Open di atas Prv Price, semakin Bullish.
Kalau harga saham Open di bawah Prv Price, saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah Open di bawah Prv Price, semakin Bearish.
(Kalau anda belum mengerti arti kata Bullish dan Bearsih, silahkan baca dulu pos "Arti 'Bullish' dan 'Bearish' di Bursa Saham.")
Perlu anda perhatikan bahwa harga saham pada umumnya Open di harga Prv Price (harga penutupan kemarin). Karena sifatnya yang umum, kondisi ini tidak mencerminkan apa-apa.
Lain halnya dengan saham yang harga Open-nya di atas ataupun di bawah harga Prv Price.
Mengapa?
Mari kita pikirkan bersama.
Kalau harga saham dibuka di atas Prv Price, penyebabnya adalah dorongan beli yang kuat. Pembeli saham yakin bahwa saham tersebut masih murah walaupun ia membeli di harga jauh lebih tinggi dari Prv Price. Aksi beli inilah yang membuat saham tersebut (relatif) Bullish.
Di tabel 1 anda bisa melihat pada tanggal 27 Februari 2013 TLKM Open > Prv Price. Pada sore hari tersebut TLKM ditutup naik 3.05%.
Di tabel 2 anda bisa lihat pada tanggal 12 Desember 2012 UNVR Open < Prv Price. Pada hari itu UNVR ditutup turun 10.79%.
Kalau gitu, anda berpikir, saya beli saja saham yang Open di atas Prv Price. Kalo bullish kan berarti saham masih akan naik? Dengan mudah bisa saya jual saham tersebut di harga lebih tinggi.
Nah, itu teorinya. Prakteknya tidak semudah itu. Karena itu, ada baiknya saya beri peringatan terlebih dulu.
PERINGATAN! WARNING:
Jangan langsung melakukan aksi jual-beli saham berdasarkan apa yang anda baca di pos ini dan lanjutannya. Analisa teknikal yang anda pelajari di sini masih terlalu minim untuk dipakai sebagai dasar jual-beli saham. Lagipula, anda perlu lebih dari satu data untuk membuat keputusan terpelajar.
OK. Mari kita lanjut.
Perhatikan saya memakai kata relatif di depan kata Bullish (dan Bearish). Artinya, tingkat Bullish suatu saham tidaklah sama. Tingkat/level Bullish ini tergantung pada banyak hal (seberapa tinggi di atas Prv Price, seberapa lama daya tahannya, pergerakan naik turun harga, dll).
Bahkan ada juga kondisi saham Open di atas Prv Price yang tidak termasuk Bullish. Misalkan Prv Price saham IDKM adalah Rp 1500. Di pagi hari, IDKM Open di 1550 tapi beberapa menit kemudian IDKM turun lagi menjadi 1500.
Mengapa hal seperti ini terjadi?
Salah satu kemungkinan adalah karena kesalahan order. Artinya: sebenarnya Yesico mau JUAL IDKM di harga 1550 tapi dia malah memasukkan order BELI di 1550. Ketika Yesico masih shock memandangi monitor komputer, pemain-pemain saham yang dari hari sebelumnya ingin menjual di harga 1510, 1520, 1530, 1540, 1550 langsung menggunakan kesempatan ini untuk menjual. Tidak heran beberapa menit kemudian harga saham turun ke harga Prv Price di 1500.
Nah, kondisi seperti di atas tidak termasuk kondisi Bullish karena harga Open di atas Prv Price hanya bertahan dalam waktu singkat.
Tapi secara umum, harga saham Open di atas Prv Price mengindikasikan kondisi Bullish. Semakin lama harga bertahan di atas Prv Price, semakin tinggi tingkat Bullish-nya. Semakin tinggi Open di atas Prv Price, juga semakin Bullish.
Kebalikannnya, harga saham Open di bawah Prv Price mengindikasikan kondisi Bearish. Semakin lama harga bertahan di bawah Prv Price, semakin tinggi tingkat Bearish-nya. Semakin rendah Open di Prv Price, juga semakin Bearish.
(Saya akan menulis tingkatan Bullish dan Bearish ini di pos tersendiri.)
Data berikut yang akan kita analisa adalah High and Low. Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 3."
Pos-pos yang berhubungan:
Anda sudah mulai meng-input data harga Open, High, Low, Close saham. Apa saja yang perlu anda perhatikan dari data-data ini? Mari kita telaah satu persatu.
A. Open (Buka)
Yang perlu anda perhatikan dari Open adalah apakah harga Open ini di Prv Price (harga penutupan kemarin), di atas Prv Price, atau di bawah Prv Price.
Kalau harga saham Open di Prv Price, hal ini tidak berindikasi apa-apa. (Open di Prv Price yang saya maksud ini tidak selalu harus TEPAT di titik Prv Price; satu poin di atas atau pun satu poin di bawah bisa juga termasuk kategori ini.)
Kalau harga saham Open di atas Prv Price, saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi Open di atas Prv Price, semakin Bullish.
Kalau harga saham Open di bawah Prv Price, saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah Open di bawah Prv Price, semakin Bearish.
(Kalau anda belum mengerti arti kata Bullish dan Bearsih, silahkan baca dulu pos "Arti 'Bullish' dan 'Bearish' di Bursa Saham.")
Perlu anda perhatikan bahwa harga saham pada umumnya Open di harga Prv Price (harga penutupan kemarin). Karena sifatnya yang umum, kondisi ini tidak mencerminkan apa-apa.
Lain halnya dengan saham yang harga Open-nya di atas ataupun di bawah harga Prv Price.
Mengapa?
Mari kita pikirkan bersama.
Kalau harga saham dibuka di atas Prv Price, penyebabnya adalah dorongan beli yang kuat. Pembeli saham yakin bahwa saham tersebut masih murah walaupun ia membeli di harga jauh lebih tinggi dari Prv Price. Aksi beli inilah yang membuat saham tersebut (relatif) Bullish.
Di tabel 1 anda bisa melihat pada tanggal 27 Februari 2013 TLKM Open > Prv Price. Pada sore hari tersebut TLKM ditutup naik 3.05%.
Tabel 1. Telkom Open Di Atas Prv Price Pada Tanggal 27 Feb 2013 |
Kebalikannya, kalau harga saham dibuka di bawah Prv Price, penyebabnya adalah dorongan jual yang besar. Penjual saham yakin bahwa saham ini layak diobral jauh di bawah harga Prv Price. Aksi jual ini membuat saham tersebut (relatif) Bearish.
Di tabel 2 anda bisa lihat pada tanggal 12 Desember 2012 UNVR Open < Prv Price. Pada hari itu UNVR ditutup turun 10.79%.
Tabel 2. UNVR Open Di Bawah Prv Price Pada Tanggal 12 Des 2012 |
Kalau gitu, anda berpikir, saya beli saja saham yang Open di atas Prv Price. Kalo bullish kan berarti saham masih akan naik? Dengan mudah bisa saya jual saham tersebut di harga lebih tinggi.
Nah, itu teorinya. Prakteknya tidak semudah itu. Karena itu, ada baiknya saya beri peringatan terlebih dulu.
PERINGATAN! WARNING:
Jangan langsung melakukan aksi jual-beli saham berdasarkan apa yang anda baca di pos ini dan lanjutannya. Analisa teknikal yang anda pelajari di sini masih terlalu minim untuk dipakai sebagai dasar jual-beli saham. Lagipula, anda perlu lebih dari satu data untuk membuat keputusan terpelajar.
OK. Mari kita lanjut.
Perhatikan saya memakai kata relatif di depan kata Bullish (dan Bearish). Artinya, tingkat Bullish suatu saham tidaklah sama. Tingkat/level Bullish ini tergantung pada banyak hal (seberapa tinggi di atas Prv Price, seberapa lama daya tahannya, pergerakan naik turun harga, dll).
Bahkan ada juga kondisi saham Open di atas Prv Price yang tidak termasuk Bullish. Misalkan Prv Price saham IDKM adalah Rp 1500. Di pagi hari, IDKM Open di 1550 tapi beberapa menit kemudian IDKM turun lagi menjadi 1500.
Mengapa hal seperti ini terjadi?
Salah satu kemungkinan adalah karena kesalahan order. Artinya: sebenarnya Yesico mau JUAL IDKM di harga 1550 tapi dia malah memasukkan order BELI di 1550. Ketika Yesico masih shock memandangi monitor komputer, pemain-pemain saham yang dari hari sebelumnya ingin menjual di harga 1510, 1520, 1530, 1540, 1550 langsung menggunakan kesempatan ini untuk menjual. Tidak heran beberapa menit kemudian harga saham turun ke harga Prv Price di 1500.
Nah, kondisi seperti di atas tidak termasuk kondisi Bullish karena harga Open di atas Prv Price hanya bertahan dalam waktu singkat.
Tapi secara umum, harga saham Open di atas Prv Price mengindikasikan kondisi Bullish. Semakin lama harga bertahan di atas Prv Price, semakin tinggi tingkat Bullish-nya. Semakin tinggi Open di atas Prv Price, juga semakin Bullish.
Kebalikannnya, harga saham Open di bawah Prv Price mengindikasikan kondisi Bearish. Semakin lama harga bertahan di bawah Prv Price, semakin tinggi tingkat Bearish-nya. Semakin rendah Open di Prv Price, juga semakin Bearish.
(Saya akan menulis tingkatan Bullish dan Bearish ini di pos tersendiri.)
Data berikut yang akan kita analisa adalah High and Low. Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 3."
Pos-pos yang berhubungan:
- Saham Yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal
- Empat Komponen Harga Saham Yang Perlu Anda Ketahui
- Arti "Bullish" dan "Bearish" di Bursa Saham
- Prinsip Mendasar Analisa Teknikal
Comments
Post a Comment