Skip to main content

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 3

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 2."

(Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1.")

Anda sudah tahu apa yang perlu diperhatikan dari harga Open. Sekarang mari kita diskusi tentang apa yang harus anda perhatikan dari harga High dan Low.


B. High (Tinggi)

Yang perlu anda perhatikan dari harga High adalah apakah High hari ini lebih tinggi atau lebih rendah dari High hari sebelumnya.

Kalau High hari ini lebih tinggi dari High kemarin (dalam bahasa Inggris, kondisi ini disebut HIGHER HIGH), saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi High hari ini di atas High kemarin, semakin Bullish.

Di Tabel 1 anda bisa melihat bahwa dari tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 2007 harga High ADHI lebih tinggi daripada High hari sebelumnya.

Tabel 1. Saham ADHI Harga High Lebih Tinggi Dari Hari Sebelumnya

Kalau High hari ini lebih rendah dari High kemarin (dalam bahasa Inggris, kondisi ini disebut LOWER HIGH), saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah High hari ini di bawah High kemarin, semakin Bearish.



C. Low (Rendah)

Yang perlu anda perhatikan dari harga Low adalah apakah Low hari ini lebih tinggi atau lebih rendah dari Low hari sebelumnya.

Kalau Low hari ini lebih tinggi dari Low kemarin (dalam bahasa Inggris, situasi ini disebut HIGHER LOW), saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi Low hari ini di atas Low kemarin, semakin Bullish.

Kalau Low hari ini lebih rendah dari Low kemarin (dalam bahasa Inggris, situasi ini disebut LOWER LOW), saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah Low hari ini di bawah Low kemarin, semakin Bearish.

Di Tabel 2 anda bisa melihat bahwa dari tanggal 5 sampai dengan 7 November 2007 harga Low ADHI lebih rendah daripada Low hari sebelumnya.

Tabel 2. Saham ADHI Harga Low Lebih Rendah Dari Hari Sebelumnya


Kombinasi High dan Low

Mengamati High dan Low tersendiri sudah memberikan indikasi Bullish atau Bearish suatu saham. Tapi indikasi yang lebih baik adalah gabungan dari kondisi High dan Low. Artinya, level Bullish (dan Bearish) akan lebih jelas kalau kita memperhatikan gabungan kondisi High DAN kondisi Low.

Bingung? Mari kita diskusikan perlahan-lahan.

Anda sudah tahu bahwa kalau High hari ini lebih tinggi dari High kemarin adalah relatif Bullish. Anda juga tahu bahwa kalau Low hari ini lebih tinggi dari Low kemarin juga relatif Bullish.

Nah, kalau kedua kondisi Bullish ini terjadi pada hari yang sama, ini berarti saham tersebut LEBIH Bullish daripada kalau kondisi tersebut hanya terjadi satu-persatu. Dengan kata lain, High lebih tinggi DAN Low lebih tinggi adalah lebih Bullish daripada hanya High yang lebih tinggi atau hanya Low yang lebih tinggi.

Menilik pernyataan-pernyataan di atas tentang harga High dan harga Low, dapat kita simpulkan bahwa kondisi (relatif) paling Bullish adalah bila High hari ini lebih tinggi dari High kemarin DAN Low hari ini lebih tinggi dari Low kemarin.(Higher High DAN Higher Low.)

Kondisi (relatif) paling Bearish adalah bila High hari ini lebih rendah dari High kemarin DAN Low hari ini juga lebih rendah dari Low kemarin. (Lower High DAN Lower Low.)

Masih banyak yang bisa kita simpulkan dari harga High dan Low. Tapi pemula sebaiknya meresapi dulu semua yang kita diskusikan di atas.

Mari kita lanjut ke CLOSE, yang biasanya dianggap harga terpenting dari saham. Silahkan lanjut baca ke "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4."








Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad