Skip to main content

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4

Pos ini adalah lanjutan dari pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 3"

(Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1.")


D. Close/Last (Tutup)

Sekarang kita sampai pada harga Close, data harga yang oleh mayoritas pemain saham dianggap paling penting.

Mengapa dianggap paling penting? 

Ada banyak penjelasan mengenai ini. Salah satunya adalah bahwa harga Close adalah titik kesepakatan akhir dari para pembeli dan penjual saham pada perdagangan hari itu. Artinya, selama satu hari tersebut para pemain saham bernegosiasi dengan membeli (ketika saham turun) dan menjual (ketika saham naik); hasil akhir negosiasi tarik-ulur jual-beli tersebut terwujud dalam harga Close ini.

Alasan lain: harga Close ini, secara kronologis, adalah harga TERAKHIR dari perdagangan hari itu. Secara urutan waktu (kronologis) harga Open, High, dan Low terbentuk sebelum harga Close. Pada umumnya, kondisi terakhir adalah kondisi yang paling penting.

Nah, karena kedudukan harga Close yang penting ini, tidak heran kalau data harga inilah yang paling sering dipakai dalam analisa teknikal saham.

Anda sudah tahu posisi Close di mata pemain saham. Sekarang: Apa yang perlu anda perhatikan dari harga Close ini?

Ketika berdiskusi tentang Open, High, Low, kita membandingkan Open dengan Prv Price, High dengan High hari sebelumnya, Low dengan Low sebelumnya.

Begitu juga dengan Close: kita membandingkan Close dengan Close hari sebelumnya. 

Tapi tidak cuma itu.

Karena Close adalah AKHIR dari semua transaksi hari itu, kita bisa juga mengukur tingkat/level Bullish atau Bearish saham tersebut dengan membandingkan Close dengan harga Open, High, dan Low pada hari itu.

Jadi, ada empat perbandingan yang perlu anda lakukan:

I. Close hari ini vs. Close kemarin (Prv Price)
II. Close hari ini vs. Open hari ini
III. Close hari ini vs. High hari ini
IV. Close hari ini vs. Low hari ini

Yuk kita mulai.


I. Close Hari Ini vs. Close Kemarin (Prv Price)

Kalau Close hari ini lebih tinggi dari Close kemarin (harga saham naik) artinya saham tersebut relatif bullish. Makin tinggi Close hari ini di atas Close kemarin, makin Bullish.

Pada Tabel 1 di bawah anda bisa melihat bahwa TOTL pada tanggal 14 Mei 2007 Close di atas Prv Price. (Ingat: Prv Price adalah sama dengan Close kemarin.)

Tabel 1. Tanggal 14 May 2007 TOTL Close Di Atas Prv Price

Kalau Close hari ini sama dengan Close kemarin, tidak ada yang bisa disimpulkan. Kita perlu mengacu pada indikator lain untuk mengambil kesimpulan.

Pada Tabel 2 anda bisa melihat BDMN pada 29 Juli 2008 Close sama dengan Prev Price.

Tabel 2. Tanggal 29 Jul 2008 BDMN Close Di Prv Price

Kalau Close hari ini lebih rendah dari Close kemarin (harga saham turun), artinya saham tersebut relatif bearish. Makin rendah Close hari ini di bawah Close kemarin, makin Bearish.

Pada Tabel 3 anda bisa melihat pada tanggal 22 Oktober 2008 BMRI Close di bawah Prev Price.

Tabel 3. Tanggal 22 Oct 2008 BMRI Close Di Bawah Prv Price

Ketiga pernyataan di atas cukup jelas.



II. Close Hari Ini vs. Open Hari Ini

Dengan membandingkan Close vs. Open, ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi:

a. Close di atas harga Open (Close > Open)
b. Close di harga Open (Close = Open)
c. Close di bawah harga Open (Close < Open)

Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish. Makin tinggi Close di atas harga Open, makin Bullish.

Kalau Close di harga Open, kondisi saham tidak bisa disimpulkan tanpa indikator lain.

Kalau Close di bawah harga Open, saham tersebut relatif Bearish. Makin rendah Close di bawah harga Open, makin Bearish.

Sampai di sini, semua cukup mudah dimengerti. Saatnya kita mengeruhkan suasana.

Perbandingan di atas tidak berhenti di sana. Karena kondisi Open berbeda-beda, kita perlu membandingkan Close dengan masing-masing kondisi Open.

Apa saja kondisi harga Open?

Di pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 2" saya menulis bahwa:

Yang perlu anda perhatikan dari Open adalah apakah harga Open ini di atas Prv Price, di Prv Price (harga penutupan kemarin), atau di bawah Prv Price. 

Kalau harga saham Open di atas Prv Price, saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi Open di atas Prv Price, semakin Bullish.

Kalau harga saham Open di Prv Price, hal ini tidak berindikasi apa-apa.

Kalau harga saham Open di bawah Prv Price, saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah Open di bawah Prv Price, semakin Bearish.


Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, membandingkan Close vs. Open hari ini menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.  

Mari kita teliti satu per satu.

Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5." 






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]           

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad