Skip to main content

Apakah Harga Saham Sudah Mahal?

Banyak pembaca yang bertanya,"Menurut Bapak Iyan, apakah harga saham ABCD sudah mahal?"

Kalau anda membaca halaman About, anda sudah tahu bahwa saya tidak memberikan rekomendasi saham spesifik.

Apakah TLKM sudah mahal? Apakaha WSKT sudah mahal?

Saya tidak bersedia menjawab.

Lho, kok pelit banget sih, gerutu anda.

Terus terang, saya memang pelit dalam hal tertentu. Tapi pelit bukanlah penyebab saya tidak bersedia menjawab apakah suatu saham sudah mahal atau masih murah. Saya tidak bersedia menjawab karena saya TIDAK TAHU.

Saya ulangi: Saya tidak tahu apakah saham sudah mahal atau belum.

Lagian, saya lebih baik tidak tahu.

Lho?

Yang meneliti apakah saham masih murah atau sudah mahal adalah analis fundamental. Saya bukan penganut analisa fundamental; saya penganut analisa teknikal.

Kalau sudah baca pos "Saham Yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal" anda tahu bahwa analisa teknikal menganjurkan membeli saham yang cenderung naik, bukan saham yang murah. Kalau saham cenderung naik, lambat-laun ia akan menjadi mahal.

Masalahnya, saham yang sudah mahal, biasanya malah naik terus dan jadi tambah mahal. (Kalau anda sudah main saham cukup lama, saya yakin anda pernah mencermati hal ini.) 

Bukan hanya itu. Saham yang sudah naik banyak bukan hanya makin naik terus, tapi juga naiknya makin cepat. Makin tinggi harganya, makin cepat naiknya.

Nah, kalau saya membaca atau mendengar bahwa saham ADHI atau TOTL atau WSKT atau WIKA atau KLBF atau KIJA atau LPCK atau MPPA sudah mahal, makin kurang keberanian saya untuk membeli saham-saham tersebut. Padahal saham-saham yang sudah mahal, kalau mereka bergerak naik, naiknya malahan amat sangat pesat .

Inilah sebabnya saya tidak tahu, tidak mau tahu, dan (berusaha) tidak peduli apakah saham sudah mahal atau tidak. Walaupun saham sudah naik banyak, kalau analisa teknikal yang saya pakai memberi sinyal beli, saya akan beli.

Membeli saham yang sedang naik, apalagi yang sudah naik banyak (dan menjadi mahal) tentu saja tidak saya anjurkan untuk pemula. Mengapa? Karena saham yang sudah naik tinggi, biasanya volatilitasnya juga tinggi. Artinya, saham tersebut cenderung naik tajam dan turun tajam. Kalau anda beli pada moment yang salah, besar kemungkinan anda akan rugi.

Lagipula, inti dari pos ini bukan menganjurkan anda untuk membeli saham yang mahal. Inti pos ini: anda tidak perlu tahu apakah saham sudah mahal atau belum karena pada dasarnya tidak ada yang tahu.

Saham yang sudah naik banyak, sudah mahal, bisa menjadi lebih mahal lagi. Maka dari itu, kalau saham yang anda miliki sedang naik pesat, biarkan ia naik. Tidak perlu coba-coba menerka-nerka apakah ia sudah kemahalan, apakah sudah saatnya jual. Apalagi pengetahuan anda dalam menganalisa saham masih minim (jangan tersinggung).

Kalau analis-analis profesional dengan data lengkap, pengalaman segudang, pendidikan tinggi, masih saja sering salah menebak harga saham yang wajar (Silahkan baca pos "Valuasi Indeks Saham Indonesia Terlalu Tinggi?"), bagaimana dengan prospek anda menebak apakah suatu saham sudah mahal?

Apakah ini berarti saham yang naik akan naik terus?

Tentu saja tidak. Saham yang naik, terus naik, pada akhirnya akan turun. Tidak ada saham yang terus naik dan tidak pernah turun. Tapi tidak ada juga yang tahu sampai di harga berapa saham tersebut akan naik sebelum akhirnya berbalik turun. 

Kalau turun, bagaimana?

Kalau turun, ya harus cut-loss.

Kalau anda sudah tahu cara cut-loss (silahkan baca pos "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugiaan Saham") anda tidak perlu khawatir apakah saham yang anda beli sudah mahal. Kalau BENAR sudah mahal, saham tersebut akan turun dan anda jual rugi di titik cut-loss. Kalau saham tersebut masih naik, berarti belum mahal. Nyatanya masih ada (banyak) yang beli.

Kalau saham naik pesat jauh di atas titik cut-loss, kapan jualnya supaya saya tetap untung?

Kalau saham sudah berpotensi memberikan laba, anda perlu memakai teknik menjual yang disebut TRAILING STOP. Untuk jelasnya, silahkan baca pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal."
 






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]  

    Comments

    Popular posts from this blog

    Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

    Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

    3 Pola Grafik Saham Paling Menguntungkan

    Menurut Investor's Business Daily, ada 3 pola grafik saham yang paling umum dan menguntungkan: [Silahkan download pdf file-nya dengan meng-klik link berikut: Investor's Business Daily The 3 Most Common & Profitable Chart Pattern .] 1. Cup-with-Handle (Cangkir-dengan-Pegangan) Figure 1. Pola Grafik Saham Cup-With-Handle (Source: Investors.com) 2. Double Bottom Figure 2. Pola Grafik Saham Double Bottom (Source: Investors.com) 3. Flat Base Figure 3. Pola Grafik Saham Flat Base (Source: Investors.com) Coba anda perhatikan ketiga grafik di atas. Apakah anda melihat ada kesamaan? (Petunjuk: Perhatikan bagian kanan atas grafik-grafik saham tersebut.) Apa kesamaan yang saya maksud? Coba anda telaah grafik-grafik saham di atas selama beberapa menit sebelum anda melanjutkan baca ke bawah. Sudah? Menurut anda, apa yang sama pada ketiga pola grafik di atas? Figure 4. Sinyal Beli Pola Grafik Cup-With-Handle Figure 5. Sinyal Beli Pola Grafik Double Bottom Figure 6. Sinyal Beli Pola Grafi...

    Tanggapan Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?

    Di bulan Maret 2016 di pos "Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek" saya bertanya kepada pembaca blog ini: Pilih Mana: 1. Investasi saham jangka panjang (tahunan) 2. Investasi saham jangka bulanan 3. Trading saham jangka mingguan 4. Trading saham jangka harian 5. Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian. Yang penting untung. Figure 1. Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek? Terima kasih untuk anda yang sudah memilih dan meninggalkan komentar. Yang mana adalah pilihan terbaik? Yuk kita bahas. ---###$$$###--- Menurut saya, kalau pengalaman main saham anda lebih dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Yang penting untung. Tapi kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan ataupun trading jangka mingguan, harian. Lho? Bukankah sama-sama Nomor 5? Betul. Tak peduli berap...