Skip to main content

Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian II)

Pos ini adalah lanjutan dari pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian I)."

Sebelum kita berdiskusi tentang TRAILING STOP, mari kita menyegarkan ingatan mengenai dua hal penting tentang cut-loss (yang saya tulis di pos "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham"):

1. Titik/harga cut-loss harus ditentukan langsung pada saat anda membeli (membuka posisi awal). Jadi begitu anda memiliki saham, detik itu juga anda sudah harus tahu titik cut-loss saham tersebut. Jangan pakai alasan,"Nanti kalau sudah turun baru saya tentukan cut-loss di mana." Kalau saham sudah turun, pikiran anda sudah terkontaminasi pergerakan harga saham dan keputusan anda kemungkinan besar akan salah dan mengakibatkan kerugian jauh lebih besar.

2. Titik cut-loss tidak boleh dirubah ke arah yang berpotensi merugikan lebih besar; titik cut-loss hanya boleh dirubah ke arah yang potensi ruginya lebih kecil. Maksud saya begini: kalau anda membeli saham di harga Rp 1000 dan menetapkan cut-loss di 900, ketika saham turun ke harga 950, anda TIDAK BOLEH berubah pikiran dan menurunkan titik cut-loss ke 800. Tetapi anda boleh�kalau anda punya alasan kuat�untuk menaikkan titik cut loss, misalnya, ke 930. Jadi, titik cut-loss adalah jalan satu arah, hanya boleh dirubah ke arah yang potensi kerugiannya lebih kecil.


Nah, poin kedua di atas adalah konsep dasar dari TRAILING STOP.

Sekarang saatnya saya memberikan definisi TRAILING STOP:
Trailing Stop pada posisi long (membeli) adalah titik cut-loss yang dinaikkan dari titik cut-loss sebelumnya.

Mari saya jelaskan secara detil.

Kondisi terakhir:

Harga modal WSKT: 800.
Harga WSKT sekarang: 880.
Jumlah saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke 720.
Keuntungan yang sudah direalisasi (Realized Profit): Rp 2 juta.


Menilik dari harga saham WSKT yang sudah naik dari harga modal, anda BOLEH menaikkan titik cut-loss ke titik yang potensi kerugiannya lebih kecil.

Pertanyaannya, naikin titik cut-loss ke harga berapa?

Saran saya: naikkan titik cut-loss pertama ke harga modal awal.

Karena anda membeli WSKT di harga 800, berarti titik cut-loss dinaikkan dari 720 ke 800.

Trading Plan sekarang:

Harga modal WSKT: 800
Harga WSKT sekarang: 880.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke 800.
Realized Profit: Rp 2 juta.

Kalau anda berpegang teguh pada Trading Plan ini, posisi anda sudah pasti untung, tidak akan rugi.

Masa iya sih?

Mari kita hitung: kalau-kalau WSKT turun ke 800 dan anda cut-loss sisa saham, berarti anda jual 50 lot WSKT di harga modal. Hasilnya: impas.  (Untuk mempermudah diskusi, saya tidak mempertimbangkan fee broker. Kalau fee broker diperhitungkan, anda rugi fee broker.)

Tapi anda sudah mendapat keuntungan Rp 2 juta dari penjualan pertama, jadi total jenderal anda masih untung Rp 2 juta.

Pada kondisi ini, anda sudah berada di atas angin. Kalau sudah (hampir) tidak mungkin rugi, tiba saatnya anda berusaha memaksimalkan keuntungan.


Cara Memaksimalkan Keuntungan Dengan Trailing Stop

Mari kita lihat lagi Trading Plan anda:

Harga modal WSKT: 800
Harga WSKT sekarang: 880.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke 800.
Realized Profit: Rp 2 juta.

Apakah Trading Plan ini sudah lengkap? Hayo, coba anda pikir-pikir apa yang kurang? Saya tunggu 30 detik; jangan ngintip ke bawah ya.

Waktu 30 detik sudah lewat, anda sudah tahu apa yang kurang?

Yang kurang: batas waktu alias deadline. 

Nah, bagaimana menentukan batas waktu ini?

Ketika anda beli WSKT, anda sudah menentukan batas waktu 20 hari. Anda menjual setengah pada hari ke-limabelas. Pada hari itu anda menentukan titik cut-loss baru. Apakah ini berarti batas waktu anda untuk menjual sisa saham adalah lima hari lagi?

Bukan begitu.

Pada saat anda menjual setengah saham anda dan menaikkan titik cut-loss dari 720 ke 800, anda harus menganggap ini sebagai posisi baru. Batas-waktu yang sebelumnya sudah tidak berlaku dan anda harus memulai batas-waktu yang baru. Artinya, batas-waktu mulai lagi dari awal.

Trading Plan sekarang:

Harga modal WSKT: 800
Harga WSKT sekarang: 880.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke 800.
Batas waktu: 20 hari.
Realized Profit: Rp 2 juta.

Nah, Trading Plan anda sudah lengkap.

Belum lengkap, Bung Iyan, protes anda sambil senyum-senyum. Saya kasih waktu 30 detik untuk Bung Iyan pikir-pikir apa yang masih kurang.

Apa ya yang kurang? saya berpikir sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Gantiin nih sang guru dikerjain si murid.

Karena saya perlu waktu untuk memikirkan apa yang masih kurang pada Trading Plan di atas, saya akan lanjutkan di pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian III)."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Comments

    Popular posts from this blog

    Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

    Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

    3 Pola Grafik Saham Paling Menguntungkan

    Menurut Investor's Business Daily, ada 3 pola grafik saham yang paling umum dan menguntungkan: [Silahkan download pdf file-nya dengan meng-klik link berikut: Investor's Business Daily The 3 Most Common & Profitable Chart Pattern .] 1. Cup-with-Handle (Cangkir-dengan-Pegangan) Figure 1. Pola Grafik Saham Cup-With-Handle (Source: Investors.com) 2. Double Bottom Figure 2. Pola Grafik Saham Double Bottom (Source: Investors.com) 3. Flat Base Figure 3. Pola Grafik Saham Flat Base (Source: Investors.com) Coba anda perhatikan ketiga grafik di atas. Apakah anda melihat ada kesamaan? (Petunjuk: Perhatikan bagian kanan atas grafik-grafik saham tersebut.) Apa kesamaan yang saya maksud? Coba anda telaah grafik-grafik saham di atas selama beberapa menit sebelum anda melanjutkan baca ke bawah. Sudah? Menurut anda, apa yang sama pada ketiga pola grafik di atas? Figure 4. Sinyal Beli Pola Grafik Cup-With-Handle Figure 5. Sinyal Beli Pola Grafik Double Bottom Figure 6. Sinyal Beli Pola Grafi...

    Tanggapan Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?

    Di bulan Maret 2016 di pos "Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek" saya bertanya kepada pembaca blog ini: Pilih Mana: 1. Investasi saham jangka panjang (tahunan) 2. Investasi saham jangka bulanan 3. Trading saham jangka mingguan 4. Trading saham jangka harian 5. Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian. Yang penting untung. Figure 1. Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek? Terima kasih untuk anda yang sudah memilih dan meninggalkan komentar. Yang mana adalah pilihan terbaik? Yuk kita bahas. ---###$$$###--- Menurut saya, kalau pengalaman main saham anda lebih dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Yang penting untung. Tapi kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan ataupun trading jangka mingguan, harian. Lho? Bukankah sama-sama Nomor 5? Betul. Tak peduli berap...