Skip to main content

Cara Bodoh Main Saham

Saya tertawa terpingkal-pingkal ketika menonton animasi dan mencerna lirik lagu Dumb Ways to Die.

http://julianfrost.co.nz/things/dumb-ways-to-die/

http://dumbwaystodie.com/

Figure 1. Poster Kampanye Dumb Ways to Die
 
Dumb Ways to Die adalah kampanye Metro Trains (Australia) untuk mengurangi kecelakaan karena tingkah laku sembrono di dekat lintasan kereta api.

Nah, apa hubungannya mati konyol karena tidak berhati-hati di dekat rel kereta api dengan main saham?

Tidak ada hubungan langsung.

Tapi kalau ada Dumb Ways to Die (Cara Bodoh Untuk Mati) yang jenaka, mungkin ada baiknya kita mengumpulkan juga Dumb Ways to Trade (Stock) yang saya bahasa Indonesiakan: Cara Bodoh Main Saham.

Mungkin anda pernah bertingkah-laku sembrono dalam bermain saham. Mungkin anda pernah rugi konyol karena menganggap remeh pasar. 

Jadi, di pos ini saya mengundang anda menyumbangkan ide, pendapat, dan komentar lucu anda tentang Cara Bodoh Main Saham. Tujuannya bukan untuk mengkritik atau meremehkan orang lain. Tapi tujuannya adalah untuk mengakui kesalahan (dalam bermain saham) dan menertawakan diri sendiri.

Nah, saya mulai dengan satu Cara Bodoh Main Saham ala Iyan:

Sudah menentukan harga cut-loss, tapi MENUNDA cut-loss ketika saham mencapai harga cut-loss tersebut.

Hasilnya?

Seharusnya cuma rugi 6%. Tapi karena MENUNDA cut-loss, ruginya jadi 25%.

Bodoh kan?

Silahkan share Cara Bodoh Main Saham menurut anda dengan menulis komentar di bawah. Makin konyol, makin lucu, makin bagus.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad