Skip to main content

Mengapa Perlu Tahu Earning Per Share? Bagian I

Kalau anda belum tahu arti Earning Per Share, silahkan baca dulu pos "Arti Istilah Earning Per Share (EPS)."

Di pos tersebut saya menjelaskan apa itu Earning Per Share dan alasan pertama mengapa investor saham sebaiknya tahu Earning Per Share atau Laba Per Saham daripada tahu Laba Total.

Di pos ini saya akan menjelaskan lebih lanjut alasan-alasan penting lain mengapa informasi Earning Per Share penting diketahui investor saham.

Mari kita mulai dengan melihat Tabel 1.

Tabel 1. Pertumbuhan Laba Total Tahun 2011-2013

Dari Tabel 1 di atas  anda bisa lihat bahwa:
  • Laba Total perusahaan XYZ tahun 2012 adalah 1.5x lipat dari Laba Total 2011.
  • Laba Total tahun 2013 adalah 3x lipat Laba Total  2011.

Wow, kata anda, Laba Total XYZ tumbuh 3x lipat dari tahun 2011 ke tahun 2013. 

Bagaimana dengan Laba Per Sahamnya? Apakah tumbuh 3x lipat juga dari tahun 2011 ke 2013?

Sama saja kan? kata anda.  

Belum tentu.

Emangnya bisa beda? tanya anda.


Bisa. Bisa berbeda. Malah jauh lebih mungkin beda daripada sama.

Lho?

Pertumbuhan Laba Per Saham akan sama dengan pertumbuhan Laba Total hanya kalau jumlah saham tidak berubah. Masalahnya, jumlah saham kemungkinan besar berubah.

Kok bisa berubah?

Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa sering melakukan aksi-aksi korporasi yang mempengaruhi jumlah saham yang ada. (Mayoritas aksi korporasi hasilnya adalah menambah jumlah saham tapi ada juga aksi yang hasilnya mengurangi jumlah saham). Contoh-contoh aksi korporasi yang mempengaruhi jumlah saham:


Perubahan jumlah saham karena aksi-aksi korporasi tersebut akan berpengaruh pada kalkulasi Laba Per Saham.

Pengaruhnya apa? 

Sudah saya tunggu pertanyaan ini.

Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat Tabel 2.

Tabel 2. Pertumbuhan Laba Total vs. Laba Per Saham Tahun 2011-2013

Data Laba Total di Tabel 2 adalah sama dengan data di Tabel 1. Hanya saja Tabel 2 ada tambahan data Jumlah Saham (sehingga kita bisa menghitung Laba Per Saham).

Dari Tabel 2 tersebut anda bisa melihat bahwa:
  • Laba Total perusahaan XYZ tahun 2012 adalah adalah 1.5x dari Laba Total 2011.
  • Laba Per saham tahun 2012 adalah juga 1.5x dari Laba Per Saham 2011. Ini karena jumlah saham pada tahun 2012 sama dengan jumlah saham pada tahun 2011. (Dengan kata lain: selama jumlah saham tidak berbeda, persentase pertumbuhan Laba Per Saham adalah sama dengan pertumbuhan Laba Total.)
  • Laba Total tahun 2013 adalah 3x Laba Total tahun 2011.
  • Tapi, Laba Per Saham 2013 hanya 2x dari Laba Per Saham 2011 karena jumlah saham tahun 2013 meningkat menjadi 1.5x jumlah saham 2011.

Dari penjelasan di atas, anda bisa lihat bahwa mungkin saja Laba Total naik 3x tapi Laba Per Saham hanya naik 2x.

Intinya, anda tidak boleh berasumsi bahwa jumlah saham adalah sama. Jumlah saham suatu perusahaan mungkin berubah. Dan perubahan jumlah saham ini akan mempengaruhi Laba Per Saham.

Sebagai investor saham anda dianjurkan memperhatikan pertumbuhan laba perusahan. Tapi membandingkan Laba Total belum tentu mencerminkan kondisi sesungguhnya karena data tersebut bisa terdistorsi perubahan jumlah saham. Artinya, data yang anda bandingkan belum tentu sejenis.

Kata orang bule, untuk melakukan perbandingan dengan benar, anda harus membandingkan apel dengan apel, jangan apel dengan jeruk (apalagi apel dengan durian!).

Nah, data laba yang sejenis adalah Earning Per Share atau Laba Per Saham. Artinya, ketika membandingkan laba perusahaan dengan laba tahun-tahun sebelumnya, anda harus SELALU membandingkan data Earning Per Share, bukan Laba Total.

Inilah alasan penting kedua kenapa anda sebaiknya tahu Earning Per Share atau Laba Per Saham daripada Laba Total.

Oh, gitu. Saya ngerti sekarang, kata anda. Jadi saya harus selalu menghitung sendiri Laba Per Saham?

Tidak perlu.

Seperti sudah saya katakan di pos "Arti Istilah Earning Per Share (EPS)," data Laba Per Saham sudah dikalkulasikan untuk anda dan bisa dilihat di laporang keuangan perusahaan. Jadi, saat anda memolototi laporan keuangan, tidak usah lihat Laba Total, tapi langsung cari Laba Per Saham.

Nah, setelah membaca pos ini anda tahu bahwa jumlah saham suatu perusahan bisa berubah dengan berjalannya waktu. Dan perubahan jumlah saham ini mempengaruhi Laba Per Saham perusahaan tersebut.

Masih ada satu alasan lagi mengapa Earning Per Share lebih penting daripada Laba Total. Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke pos "Mengapa Perlu Tahu Earning Per Share? Bagian II."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

    Comments

    Popular posts from this blog

    Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

    Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

    Buku Pertama Belajar Analisa Teknikal

    Di pos "Belajar Analisa Teknikal atau Analisa Fundamental?" saya menyarankan anda (yang bingung memilih belajar Analisa Teknikal atau Analisa Fundamental) untuk memilih belajar mendalam Analisa Teknikal. Misalkan anda berniat belajar mendalam Analisa Teknikal. Bagaimana caranya? Di pos "Cara Terbaik Belajar Main Saham" saya menyatakan bahwa cara terbaik belajar main saham adalah dengan membaca buku main saham yang ditulis penulis berkualitas. Nah, kalau anda serius ingin belajar Analisa Teknikal, saran saya untuk anda adalah: beli (hard copy/buku cetak) dan baca buku Technical Analysis of the Financial Market yang ditulis John J. Murphy. Figure 1. Sampul Depan Buku John J. Murphy Technical Analysis of the Financial Markets Mengapa buku Technical Analysis of the Financial Market ? Karena buku ini membahas Analisa Teknikal dari dasar sehingga pembahasannya (relatif) mudah dimengerti oleh orang yang baru belajar Analisa Teknikal. Mengapa harus beli hard copy? Bukank...