Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2013

Arti Istilah Price-to-Earnings Ratio

Saat anda mulai belajar analisa fundamental saham, istilah pertama yang sering anda jumpai adalah Price-to-Earnings Ratio (yang biasanya disingkat PE Ratio atau PER). Di pos ini saya mencoba menjelaskan apa makna Price-to-Earnings Ratio, bagaimana cara menghitung, dan mengapa perlu tahu PE Ratio ini. Siap? Ayo kita mulai. Arti Price-to-Earnings Ratio Apa arti Price-to-Earnings Ratio? Price = harga. Earning = laba Ratio = perbandingan Kalau kita terjemahkan Price-to-Earnings Ratio artinya adalah perbandingan harga terhadap laba. Kalau kita tulis dalam rumus matematika: Price-to-Earnings Ratio (PER) = Price/Earning Pertanyaan berikutnya: Harga apa dan laba apa? Jawaban: Harga saham dan Laba per saham. Jadi, Price-to-Earnings Ratio atau PE Ratio atau PER adalah perbandingan harga saham terhadap laba per saham. Price-to-Earnings Ratio (PER) = Harga Saham/Laba Per Saham (Kalau anda belum tahu detil arti  Laba Per Saham/Earning Per Share, silahkan baca pos "Arti Istilah Earni

Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian IV - Tamat)

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian III)." Untuk membaca seri ini dari awal, silahkan klik di sini "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian I)." Di pos sebelumnya saya menulis bahwa target harga di Trading Plan terakhir bukan target harga untuk menjual saham. Fungsi target harga tersebut adalah untuk menentukan apakah anda harus menaikkan titik cut-loss sebelumnya ke titik cut-loss yang lebih tinggi lagi. Apa artinya? Artinya, karena WSKT naik sampai ke harga target ke-2 di 970, berarti anda harus MENAIKKAN lagi titik cut-loss.  Berapa besar kenaikan ini? Karena anda dari awal menentukan cut-loss sebesar 10%, berarti anda harus menaikkan titik cut-loss sebesar 10%. Nah, bukan cuma titik cut-loss yang harus anda naikkan. Target harga juga harus anda naikkan. Besar kenaikannya? Lagi-lagi 10% karena kenaikan target harga yang saya anjurkan adalah sama dengan besaran cut-loss yang anda pilih. Satu hal lagi: kar

Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian III)

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian II)." Untuk membaca seri ini dari awal, silahkan klik di sini "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian I)." Trading Plan terakhir adalah sebagai berikut: Harga modal WSKT: 800 Harga WSKT sekarang: 880. Jumlah sisa saham: 50 lot. Cut-loss kalau WSKT turun ke 800. Batas waktu: 20 hari. Realized Profit: Rp 2 juta. Menurut anda masih ada yang kurang dari Trading Plan ini. Apa ya yang kurang? Setelah berpikir cukup lama akhirnya saya sadar: Maksud anda mungkin target harga? Betul sekali bung Iyan, kata anda. Target harga jual masih belum ada. Ah, sang murid sudah mulai pintar nih. Betul sekali. Trading Plan di atas masih perlu data target harga.  Oke, bagaimana cara menentukan target harga ini? Sederhana saja. Anda masih ingat bahwa karena anda menentukan cut-loss 10%, target jual pertama adalah ketika saham naik 10%. Nah, target harga ke-2 adalah ketika saham naik 10% dari target harg