Skip to main content

Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian IV - Tamat)

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian III)."

Untuk membaca seri ini dari awal, silahkan klik di sini "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal (Bagian I)."


Di pos sebelumnya saya menulis bahwa target harga di Trading Plan terakhir bukan target harga untuk menjual saham. Fungsi target harga tersebut adalah untuk menentukan apakah anda harus menaikkan titik cut-loss sebelumnya ke titik cut-loss yang lebih tinggi lagi.

Apa artinya?

Artinya, karena WSKT naik sampai ke harga target ke-2 di 970, berarti anda harus MENAIKKAN lagi titik cut-loss. 

Berapa besar kenaikan ini? Karena anda dari awal menentukan cut-loss sebesar 10%, berarti anda harus menaikkan titik cut-loss sebesar 10%.

Nah, bukan cuma titik cut-loss yang harus anda naikkan. Target harga juga harus anda naikkan. Besar kenaikannya? Lagi-lagi 10% karena kenaikan target harga yang saya anjurkan adalah sama dengan besaran cut-loss yang anda pilih.

Satu hal lagi: karena titik cut-loss adalah titik baru, jangan lupa juga untuk menentukan batas waktu 20 hari yang baru.


Trading Plan dengan target harga ke-3:

Harga modal WSKT: 800.
Harga WSKT sekarang: 970.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke {800 + (10% x 800)} = 880.

Target harga ke-3: 970 + (10% x 970) = 1070 (kita bulatkan ke fraksi harga terdekat).
Batas waktu: 20 hari.
Realized Profit: Rp 2 juta.



Dengan Trading Plan ini, lagi-lagi ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi dalam 20 hari ke depan:
  1. Saham turun sampai harga cut-loss ke-3 di 880.
  2. Saham turun tidak sampai 880 tapi juga naik tidak sampai target harga ke-3 di 1070
  3. Saham naik sampai target harga ke-3 di 970. 

Pilihan langkah berikut yang harus anda lakukan adalah sama dengan pilihan langkah di Trading Plan dengan target harga ke-2:
1. Kalau dalam kurun waktu 20 hari saham WSKT turun sampai ke titik cut-loss, anda jual.
2. Kalau WSKT turun tidak sampai titik cut-loss tapi juga naik tidak sampai ke target harga ke-3, anda jual di hari ke 20.
3. Kalau harga WSKT menyentuh target harga ke-3, anda harus menaikkan lagi titik cut-loss, menaikkan lagi target harga, dan menentukan batas waktu 20 hari yang baru.

Misalkan saja WSKT menyentuh target harga ke-3. Anda harus memperbaharui trading plan dengan menaikkan titik cut-loss, menaikkan target harga, menetapkan batas waktu baru. Hasilnya adalah sebagai berikut:


Trading Plan dengan target harga ke-4

Harga modal WSKT: 800.
Harga WSKT sekarang: 1070.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke {880 + (10% x 880)} = 970.

Target harga ke-4: 1070 + (10% x 1070) = 1180 (kita bulatkan ke fraksi harga terdekat).
Batas waktu: 20 hari.
Realized Profit: Rp 2 juta.



Misalkan dalam kurun waktu 20 hari WSKT menyentuh lagi target harga ke-4,  anda harus menyesuaikan lagi trading plan.


Trading Plan dengan target harga ke-5
 
Harga modal WSKT: 800.
Harga WSKT sekarang: 1180.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke {970 + (10% x 970)} = 1070.

Target harga ke-5: 1180 + (10% x 1180) = 1300 (kita bulatkan ke fraksi harga terdekat).
Batas waktu: 20 hari.
Realized Profit: Rp 2 juta.



Misalkan WSKT dalam kurun waktu 20 hari lagi-lagi menyentuh target harga ke-5, anda harus menyesuaikan lagi trading plan.


Trading Plan dengan target harga ke-6

Harga modal WSKT: 800.
Harga WSKT sekarang: 1300.
Jumlah sisa saham: 50 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke {1070 + (10% x 1070)} = 1180.

Target harga ke-5: 1300 + (10% x 1300) = 1430 (kita bulatkan ke fraksi harga terdekat).
Batas waktu: 20 hari.
Realized Profit: Rp 2 juta.



Trading plan di atas akan lebih jelas kalau kita lihat dalam tampilan tabel berikut:

Tabel 1. Contoh Trading Plan WSKT Memakai Trailing Stop




Saya yakin anda sudah paham bahwa selama WSKT menyentuh target harga terkini dalam kurun waktu 20 hari, anda terus menaikkan titik cut-loss ke harga yang lebih tinggi.

Apa artinya?

Artinya, selama WSKT masih naik, anda tidak akan menjual saham tersebut. Anda akan menjual saham tersebut HANYA kalau saham turun ke titik cut-loss (kemungkinan nomor 1) atau kalau saham turun tidak sampai titik cut-loss tapi juga naik tidak sampai target harga selama batas waktu yang anda tentukan (kondisi nomor 2).

Dengan melakukan cara di atas, anda akan meMAKSIMALkan keuntungan dari saham yang sedang naik. Itulah inti dari menggunakan TRAILING STOP.

Jadi, cara menggunakan TRAILING STOP yang benar adalah dengan menaikkan titik cut-loss karena sebab yang jelas (saham mencapai target harga dalam waktu yang ditentukan), bukan karena sebab-sebab yang tidak bisa anda jelaskan dengan angka. Dengan kata lain, jangan menaikkan titik cut-loss seenaknya, semau anda.

Wow, luar biasa, kata anda.

Tapi, lanjut anda, kalau seandainya saya tidak menjual SETENGAH saham ketika saham menyentuh target harga PERTAMA, bukankah saya akan untung lebih banyak?

Nah, ini dia. Belum apa-apa sudah mau merubah Trading Plan.

Anda harus ingat bahwa Trading Plan di atas adalah contoh. Perumpamaan. Anda tentu sadar bahwa dunia nyata tidak seindah perumpamaan.

Memang benar kalau saham naik terus, akan lebih menguntungkan kalau saham tidak anda jual pada target harga pertama. Tapi, jangan hanya memikirkan kondisi yang menguntungkan. Bagaimana kalau saham tidak naik terus seperti perumpamaan di atas? Bagaimana kalau pada kondisi Trading Plan dengan target harga ke-2 saham WSKT turun ke titik cut-loss?


Mari melihat kembali Trading Plan dengan target harga ke-2 dan melakukan hitung-hitungan.

Trading Plan dengan target harga ke-2:

Harga modal WSKT: 800
Harga WSKT sekarang: 880.
Jumlah sisa saham: 100 lot.
Cut-loss kalau WSKT turun ke 800.

Target harga ke-2: 880 + (10% x 880) = 970 (pembulatan ke fraksi harga terdekat).
Batas waktu: 20 hari.
Realized Profit: Nol (karena anda tidak menjual 50 lot pada harga 880).


Kalau yang terjadi adalah WSKT turun ke titik cut-loss di 800, anda harus menjual semua saham. Karena anda menjual di harga modal, berarti anda tidak mendapat untung (malah masih rugi "fee" broker).

Coba bandingkan kalau anda sudah menjual SETENGAH di target harga pertama di 880. Walaupun saham turun lagi ke 800 anda sudah mengantongi untung Rp 2 juta.

Inilah alasan utama mengapa anda harus menjual SEBAGIAN saham kalau harga saham naik.

Tidak cuma itu saja.

Alasan lain mengapa anda harus menjual SEBAGIAN saham kalau harga saham naik adalah: dari semua saham yang anda beli, TIDAK BANYAK saham yang naik terus-menerus seperti perumpamaan di atas. Jauh lebih banyak saham yang, kalaupun naik, naiknya cuma sedikit lalu bergerak turun.

Kesimpulannya: Kalau anda menjual SETENGAH saham pada target harga pertama dan setelah itu menggunakan konsep TRAILING STOP seperti di atas, anda tidak hanya mencegah posisi untung berbalik menjadi buntung, tapi juga memberikan anda kesempatan untuk untung MAKSIMAL dari saham yang sedang naik kencang.

Masih ada hal-hal lain yang perlu anda ketahui tentang TRAILING STOP ini. Silahkan lanjut baca ke pos "Kelemahan Dari Trailing Stop." [belum terbit. mohon berkunjung kembali.]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]  

    Comments

    Popular posts from this blog

    Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

    Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

    3 Pola Grafik Saham Paling Menguntungkan

    Menurut Investor's Business Daily, ada 3 pola grafik saham yang paling umum dan menguntungkan: [Silahkan download pdf file-nya dengan meng-klik link berikut: Investor's Business Daily The 3 Most Common & Profitable Chart Pattern .] 1. Cup-with-Handle (Cangkir-dengan-Pegangan) Figure 1. Pola Grafik Saham Cup-With-Handle (Source: Investors.com) 2. Double Bottom Figure 2. Pola Grafik Saham Double Bottom (Source: Investors.com) 3. Flat Base Figure 3. Pola Grafik Saham Flat Base (Source: Investors.com) Coba anda perhatikan ketiga grafik di atas. Apakah anda melihat ada kesamaan? (Petunjuk: Perhatikan bagian kanan atas grafik-grafik saham tersebut.) Apa kesamaan yang saya maksud? Coba anda telaah grafik-grafik saham di atas selama beberapa menit sebelum anda melanjutkan baca ke bawah. Sudah? Menurut anda, apa yang sama pada ketiga pola grafik di atas? Figure 4. Sinyal Beli Pola Grafik Cup-With-Handle Figure 5. Sinyal Beli Pola Grafik Double Bottom Figure 6. Sinyal Beli Pola Grafi...

    Tanggapan Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?

    Di bulan Maret 2016 di pos "Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek" saya bertanya kepada pembaca blog ini: Pilih Mana: 1. Investasi saham jangka panjang (tahunan) 2. Investasi saham jangka bulanan 3. Trading saham jangka mingguan 4. Trading saham jangka harian 5. Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian. Yang penting untung. Figure 1. Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek? Terima kasih untuk anda yang sudah memilih dan meninggalkan komentar. Yang mana adalah pilihan terbaik? Yuk kita bahas. ---###$$$###--- Menurut saya, kalau pengalaman main saham anda lebih dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Yang penting untung. Tapi kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan ataupun trading jangka mingguan, harian. Lho? Bukankah sama-sama Nomor 5? Betul. Tak peduli berap...