Skip to main content

Ellen May Nyontek Terus Belajar Saham?

Kemarin, hari Jumat tanggal 29 November 2013, saya iseng-iseng melihat-lihat buku terbaru Ellen May berjudul Smart Trader Rich Investor, The Baby Steps. Maksud saya mau melihat ilmu apa yang bisa saya pelajari dari Ellen. Tapi boro-boro menambah ilmu, yang saya temukan di halaman 239 pada topik "Right Issue" adalah tulisan saya di blog ini dicontek tanpa permisi dan tanpa izin. (Silahkan lihat foto di bawah.)

Figure 1. Halaman 239 Buku Ellen May Smart Trader Rich Investor Jiplak Terus Belajar: Main Saham

Figure 2. Halaman 240 Buku Ellen May Smart Trader Rich Investor, The Baby Steps Jiplak/Nyontek Blog Terus Belajar: Main Saham



Tulisan tentang Right Issue di situ amat-sangat mirip dengan tulisan saya di pos "Arti Istilah 'Right Issue' di Bursa Saham Indonesia, Bagian I" yang saya publikasikan pada tanggal 23 Juni 2012. Urutan penyampaian dirubah sedikit, tapi sangat jelas bahwa konsep dasar tulisan itu nyontek dari blog ini. Bahkan sebagian besar tulisan itu menyalin mentah-mentah tulisan saya.

Selama ini saya sering menemukan blog saya di copy-paste oleh blogger tidak tahu malu. Tapi baru kali ini saya menemukan blog saya dicopy oleh penulis dalam bentuk buku. Dan bukan sembarang penulis buku. Pelaku kali ini adalah Ellen May yang (katanya) sudah sering tampil di TV, radio, surat-kabar.

Melihat tulisan saya dicontek dalam bentuk buku, di satu sisi saya merasa senang, tapi di sisi lain malu.

Senang, karena dengan menyontek tulisan saya berarti Ellen May mengakui bahwa tulisan saya sangat bagus. Saking bagusnya tulisan saya dan menyadari dia tidak bisa menyampaikan konsep Right Issue dengan cara lebih baik, dia memutuskan untuk menyontek. Terima kasih Ellen untuk ungkapan kagum anda.

Tapi di sisi lain saya malu dengan bobroknya mental segelintir orang Indonesia karena di halaman "About" saya menyatakan dengan gamblang bahwa siapapun boleh mengutip tulisan saya asal saja mencantumkan dengan jelas bahwa sumber tulisan adalah blog Terus Belajar: Main Saham dan penulis adalah saya. Nah, sudah diberi izin mengambil asalkan permisi tapi tetap saja lebih suka mengambil tanpa permisi. Diberikan kesempatan untuk jujur, tapi tetap saja memilih mencuri, memilih nyolong. 

Ellen May, anda adalah seorang penulis. Anda tentu tahu kode etik penulis. Boleh saja memakai ide ataupun mengutip mentah-mentah, tapi jangan lupa menulis sumber tulisan dan penulis asli. Malahan, karena buku anda tujuannya komersil seharusnya anda mendapat persetujuan tertulis dari penulis asli (dalam bahasa Inggrisnya disebut "used with permission").

Ellen May, anda berkarir sebagai instruktur investasi saham. Anda adalah seorang guru. Kalau gurunya nyontek berdiri, kata pepatah, murid-muridnya akan nyontek berlari. Itukah yang hendak anda ajarkan pada murid-murid anda?

Ellen May, menyontek dan menjiplak adalah tanda tak mampu. Pantaskah penyontek dan penjiplak menyatakan dirinya "pakar"?

Ellen May, anda (mungkin) juga seorang ibu. Pesan moral apa yang anda sampaikan ke anak anda? Bahwa menyontek itu baik? Bahwa demi uang segala hal dihalalkan? Termasuk menyontek, menjiplak, mencuri karya orang lain?

Ellen May, pos "Arti Istilah 'Right Issue' di Bursa Saham Indonesia, Bagian I" terbit satu-setengah tahun lebih dahulu dari buku anda. Dan pos tersebut sudah dibaca RIBUAN orang. Masa sih anda yakin bahwa tidak akan ada seorangpun yang mengetahui tindakan anda?

Membaca sampai sini, anda mungkin merasa bahwa tujuan saya menulis blog ini adalah untuk menuduh Ellen May nyontek, menuduh Ellen May plagiarist, menuduh dia guru yang tidak baik, menuduh dia bermoral rendah.

Bukan. Sama sekali bukan begitu.

Tujuan utama saya adalah meng-klaim hak kepemilikan dan HAK CIPTA atas semua tulisan saya di blog ini. Semua pos di blog ini adalah tulisan ASLI. Bukan nyontek. Bukan copy-paste. Bukan terjemahan (tanpa mencantumkan sumber) dari buku berbahasa asing. Ingat: bukan hanya tulisan di buku yang dilindungi Hak Cipta; tulisan di blog juga dilindungi Hak Cipta.

Saya memeras otak dan keringat, menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer menulis, tanpa mengharapkan keuntungan finansial karena bercita-cita suatu hari saya akan menerbitkan tulisan di blog ini dalam bentuk buku. Dan, JANGAN SAMPAI terjadi pembaca buku saya menuduh bahwa isi buku saya menyontek buku orang lain yang sudah terbit terlebih dulu. Padahal buku yang terbit lebih dulu itulah yang menyontek dari tulisan saya di blog ini.

Pesan moral yang ingin saya sampaikan: tidak mungkin bisa menjadi Smart Trader apalagi Rich Investor kalau anda tidak jujur. Baby Steps pertama adalah belajar jujur dulu, barulah anda bisa menjadi Smart Trader.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad