Skip to main content

Arti Istilah "Saham Bonus"

Saham bonus adalah aksi korporasi di mana pemegang saham lama mendapatkan sejumlah saham baru sebagai bonus. Pembagian saham bonus ini disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Setelah RUPS menyetujui pembagian saham bonus, emiten akan mengumumkan tanggal Cum dan Ex saham bonus, rasio saham bonus, dan tanggal pembayaran saham bonus seperti yang bisa anda lihat pada contoh jadwal saham bonus PT Timah (TINS) di bawah ini.

Nama saham: PT Timah (TINS)
Rasio Saham Bonus: 544 saham lama mendapat 261 saham baru
Cum Saham Bonus: 16 April 2014
Ex Saham Bonus: 17 April 2014
Tanggal pencatatan (Recording date): 22 April 2014
Tanggal pembayaran saham bonus: 07 May 2014

(Kalau anda belum tahu arti istilah Cum dan Ex, silahkan baca pos "Arti Istilah 'Cum' dan 'Ex' Dividen.")


Arti pengumuman di atas adalah sebagai berikut:

Setiap pemegang saham TINS akan mendapatkan 261 lembar saham bonus untuk setiap 544 saham yang ia miliki sampai dengan bursa tutup pada tanggal 16 April 2014 (Cum Saham Bonus). Investor yang membeli saham TINS pada tanggal 17 April 2014 (Ex Saham Bonus) TIDAK mendapatkan saham bonus. Saham bonus akan dikreditkan ke rekening efek pemegang saham pada tanggal pembayaran 07 May 2014.

Nah, sekarang anda sudah tahu arti istilah saham bonus. Saatnya saya memberitahu mengapa saya tidak suka aksi korporasi jenis ini.

Kalau anda tahu alasannya, saya yakin anda juga akan menghindari saham yang akan membagikan saham bonus. Mau tahu alasannya? Silahkan lanjut baca ke pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus."







Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad