Skip to main content

Saham Termahal Di Bursa Efek Indonesia

Tahukah anda apa saham paling mahal saat ini secara Rupiah di Bursa Efek Indonesia?

Apakah saham Gudang Garam (GGRM)?

Harga (Close) GGRM di Rp 53.500 pada tanggal 03 Juni 2014 membuat GGRM masuk kategori saham mahal secara Rupiah. Tapi GGRM bukan saham paling mahal.

Gimana kalau HM Sampoerna (HMSP)?

Dengan harga Close Rp 68.400 pada tanggal 03 Juni 2014, HMSP lebih mahal daripada GGRM. Tapi, HMSP juga bukan saham paling mahal di Bursa Efek Indonesia.

Nyerah?

Saham paling mahal secara Rupiah di Bursa Efek Indonesia saat ini�Juni 2014adalah Multi Bintang Indonesia (MLBI). Harga (Close) MLBI pada tanggal 03 Juni 2014 adalah Rp 1.100.000 per saham.

[Catatan: Saham MLBI melakukan stock-split 1 saham lama menjadi 100 saham baru, Cum Date 05 November 2014.]

Anda tidak salah baca. Harga per lembar saham MLBI adalah satu juta seratus ribu rupiah.

Karena membeli saham di pasar regular BEI minimum adalah 1 lot dan sejak Januari 2014 satu lot adalah 100 lembar (silahkan baca pos "Dampak Perubahan Satuan Lot & Fraksi Harga Saham") berarti kalau anda mau membeli saham MLBI, anda harus menyiapkan uang minimum Rp 110 juta.

Perlu saya ingatkan bahwa saham ini TERMAHAL SECARA RUPIAH. Tapi secara analisa fundamental, saham tersebut belum tentu mahal. Bisa saja saham MLBI ini masih murah menurut indikator analisa fundamental tertentu. Silahkan baca pos "Apa Inti Analisa Fundamental." 

Dengan harga Rupiah mahal, apakah saham MLBI masih menarik untuk dibeli?

Terus terang saya tidak tahu.

Tapi menurut saya, pemain saham yang membeli MLBI bukan tipe trader karena saham ini tidak liquid (tidak banyak transaksinya). Pembeli MLBI kemungkinan besar adalah tipe investor jangka panjang yang mengharapkan dividen. (Kalau anda tidak tahu arti dividen, silakan baca pos "Arti Istilah 'Dividen' Saham.")

Nah, tentang dividen, pada bulan Juni 2014 ini MLBI akan membayarkan dividen final tahun 2013 dengan jadwal sebagai berikut:

Cum Dividen: 05 Juni 2014
Ex Dividen: 06 Juni 2014
Tanggal Pembayaran Dividen: 24 Juni 2014
Dividen per saham: Rp. 46.076.


Sedikit informasi tambahan tentang saham MLBI:

Harga tertinggi MLBI adalah Rp 1.500.000 per saham, terjadi pada bulan Mei 2013.

Harga MLBI di Januari 2009 adalah sekitar Rp 60.000.

Dividen per saham tahun 2009: Rp 16.150.
Dividen per saham tahun 2010: Rp 21.279.
Dividen per saham tahun 2011: Rp 24.074.
Dividen interim per saham tahun 2012: Rp 6.950.
Dividen final per saham 2012: Rp 14.566
Dividen interim per saham tahun 2013: Rp 9.500.
Dividen final per saham tahun 2013: Rp 46.076.

(Sumber: Laporan Keuangan Multi Bintang Indonesia di multibintang.co.id dan Data KSEI untuk saham MLBI.)


Mari kita berandai-andai.

Misalkan anda membeli MLBI di tahun 2009 di harga Rp 60.000. Jumlah dividen yang anda dapat dari tahun 2009 sampai dengan Juni tahun 2014 adalah Rp 138.595. Setelah dipotong PPh (pajak penghasilan) dividen 15%, jumlah yang anda terima Rp 117.805.

Dividen selama 5 tahun terakhir ini hampir 2 x lipat harga beli saham MLBI tersebut. Jadi kalau anda memegang saham MLBI sejak tahun 2009, saham tersebut sudah terbayar dari dividen yang anda dapat. Dan anda masih mengantongi dividen hampir selipat dari harga beli saham.

Tambahan lagi, saham MLBI anda masih laku dijual Rp. 1.100.000 per lembar, 19 x lipat dari harga beli. Jadi total jenderal anda mendapat untung 20 x lipat dalam 5 tahun.

Nah, kalau saya adalah investor jangka panjang, saham yang akan saya pegang untuk jangka panjang adalah saham seperti MLBI ini.

Aaah, berandai-andai emang enak ya.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Comments

Popular posts from this blog

Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad