Skip to main content

Hubungan Indikator Analisa Teknikal Dengan Harga Saham

Pada tanggal 05 Juli 2014, bung Herlambang bertanya di pos "Arti Istilah 'Saham Bonus'":
2. "...grafik tengah ada keterangan garis lurus stochastic %K, garis putus-putus stochastic %D. Sy perhatikan jika garis stochastic %K dan %D berpotongan dan naik, maka selalu naik terus, apakah disitu berarti saatnya beli ? dan jika garis stochastic %K dan %D berpotongan dan turun, maka selalu turun terus, apakah disitu berarti saatnya jual ?"
Figure 1. Chart AAPL with Stochastics (%K%D). [Source: finance.yahoo.com]

Ini adalah pertanyaan yang bagus karena tersirat bahwa bung Herlambang berusaha mencari korelasi (hubungan) antara indikator analisa teknikal Stochastics dengan gerak harga saham.

Saya sudah menjawab pertanyaan tersebut di bagian komentar pos "Arti Istilah 'Saham Bonus'", tapi saya merasa topik ini penting untuk didiskusikan lebih detil dalam pos tersendiri.

Mari kita mulai.

---0---

Benar bahwa kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, biasanya garis %K lanjut naik.

Juga benar bahwa kalau garis Stochastic %K memotong ke bawah %D, biasanya garis %K lanjut turun.

Masalahnya, mayoritas pemain saham mengambil kesimpulan yang SALAH bahwa:
  • kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, maka garis %K selalu lanjut naik.
  • kalau garis Stochastic %K memotong ke bawah %D, maka garis %K selalu lanjut turun.

Kenapa kesimpulan ini salah?

Sebelum kita lanjut, saya perlu mengingatkan anda bahwa hampir SEMUA indikator analisa teknikaltermasuk Stochastics�adalah hasil perhitungan matematis data harga (atau volume) masa lalu. Pada kasus stochastics, stochastics akan naik kalau harga naik; stochastics akan turun kalau harga turun.

Nah, dari pernyataan "kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, maka garis %K selalu lanjut naik" tersirat bahwa karena Stochastics naik berarti harga akan naik.

Dengan kata lain, pada pernyataan tersebut tersirat hubungan sebab-akibat sebagai berikut: Sebab Stochastics naik, akibatnya harga saham naik.

Ini tidak masuk akal karenaseperti saya sebutkan di atas�perhitungan matematis Stochastics didapatkan dari harga. Jadi, tidak mungkin Stochastics yang mempengaruhi harga. Apalagi mempengaruhi harga saham di MASA DEPAN.

Intinya, HARGA sahamlah (di masa lalu dan saat ini) yang membentuk Stochastics.

Jadi hubungan sebab-akibat yang benar adalah:
  • Sebab harga naik, akibatnya Stochastics naik.
  • Sebab harga turun, akibatnya Stochastics turun.


Hubungan sebab-akibat ini penting anda ketahui dan resapi karena banyak pemain saham kecewa dengan analisa teknikal karena mereka mengharapkan prediksi yang ABSOLUT dari indikator analisa teknikal yang mereka gunakan.

Padahal sudah saya tulis dengan gamblang di pos "Prinsip Mendasar Analisa Teknikal (Technical Analysis)":

Prinsip Keempat: Prediksi dari analisa teknikal bersifat TIDAK absolut.
Tidak absolut? Kok begitu?
Artinya, hanya karena analisa teknikal memberi sinyal bahwa saham akan naik, tidak berarti saham tersebut harus naik. Analisa teknikal (seperti juga analisa fundamental dan analisa-analisa lainnya) bersifat prediksi atau, dengan kata lain yang lebih gamblang, nebak. Intinya, ketika kita menebak, tebakan kita bisa salah.
  
Pesan moral pos ini: 
  • Semua indikator analisa teknikal adalah perhitungan matematis dari harga (atau volume) saham. 
  • Indikator analisa teknikal TIDAK mempengaruhi naik-turunnya harga saham.
  • Harga sahamlah yang mempengaruhi naik-turunnya indikator analisa teknikal.
  • Indikator analisa teknikal tidak mungkin salah.
  • Prediksi anda berdasarkan indikator analisa teknikal BISA salah.
  • Jadi, jangan menyalahkan indikator analisa teknikal kalau harga saham bergerak berlawanan dengan terkaan anda.

"Oke," kata anda. "Tapi mengapaseperti bung Iyan tulis di atas kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, biasanya garis %K lanjut naik. Kebalikannya, bahwa kalau garis Stochastic %K memotong ke bawah %D, biasanya garis %K lanjut turun. Bagaimana penjelasannya?"

Tentu saja ada penjelasan yang masuk akal untuk itu. Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke pos "Mengapa Stochastics Yang Naik Biasanya Lanjut Naik; Yang Turun Biasanya Lanjut Turun?" [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]"







 

Pos-pos yang berhubungan:

    [Terima kasih bung Herlambang telah menginspirasi saya untuk menulis pos ini.]

    [Pos ini 2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

      Comments

      Popular posts from this blog

      Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

      Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

      3 Pola Grafik Saham Paling Menguntungkan

      Menurut Investor's Business Daily, ada 3 pola grafik saham yang paling umum dan menguntungkan: [Silahkan download pdf file-nya dengan meng-klik link berikut: Investor's Business Daily The 3 Most Common & Profitable Chart Pattern .] 1. Cup-with-Handle (Cangkir-dengan-Pegangan) Figure 1. Pola Grafik Saham Cup-With-Handle (Source: Investors.com) 2. Double Bottom Figure 2. Pola Grafik Saham Double Bottom (Source: Investors.com) 3. Flat Base Figure 3. Pola Grafik Saham Flat Base (Source: Investors.com) Coba anda perhatikan ketiga grafik di atas. Apakah anda melihat ada kesamaan? (Petunjuk: Perhatikan bagian kanan atas grafik-grafik saham tersebut.) Apa kesamaan yang saya maksud? Coba anda telaah grafik-grafik saham di atas selama beberapa menit sebelum anda melanjutkan baca ke bawah. Sudah? Menurut anda, apa yang sama pada ketiga pola grafik di atas? Figure 4. Sinyal Beli Pola Grafik Cup-With-Handle Figure 5. Sinyal Beli Pola Grafik Double Bottom Figure 6. Sinyal Beli Pola Grafi...

      Tanggapan Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?

      Di bulan Maret 2016 di pos "Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek" saya bertanya kepada pembaca blog ini: Pilih Mana: 1. Investasi saham jangka panjang (tahunan) 2. Investasi saham jangka bulanan 3. Trading saham jangka mingguan 4. Trading saham jangka harian 5. Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian. Yang penting untung. Figure 1. Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek? Terima kasih untuk anda yang sudah memilih dan meninggalkan komentar. Yang mana adalah pilihan terbaik? Yuk kita bahas. ---###$$$###--- Menurut saya, kalau pengalaman main saham anda lebih dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Yang penting untung. Tapi kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan ataupun trading jangka mingguan, harian. Lho? Bukankah sama-sama Nomor 5? Betul. Tak peduli berap...