Skip to main content

Arti Istilah "Trading Plan"


Mungkin anda sering mendengar atau membaca nasehat bahwa dalam bertransaksi saham anda harus menyiapkan "trading plan."

Apa sih yang dimaksud dengan "trading plan"?

Nah, di pos ini saya akan membahas apa sebenarnya arti "trading plan," siapa saja yang harus menyiapkan "trading plan," mengapa harus menyiapkan "trading plan," dan mengapa mayoritas pemain saham tidak menyiapkan "trading plan."

Mari kita mulai.


Arti Trading Plan

trading = beli-jual atau jual-beli
plan = rencana

Jadi, trading plan artinya adalah rencana beli-jual, atau lebih tepatnya rencana beli dan rencana jual.

[Sebenarnya, yang lebih tepat adalah "rencana membuka posisi" dan "rencana menutup posisi."

Mengapa?

Karena di bursa tertentu, pemain saham bisa "membuka posisi" dengan menjual saham pinjaman (transaksi short-sell).

Tapi karena mayoritas pemain saham Indonesia tidak bisa bertransaksi short-sell, maka dari itu di pos ini saya mengidentikkan "rencana membuka posisi" dengan "rencana beli" dan "rencana menutup posisi" dengan "rencana jual."]


Siapa Yang Harus Menyiapkan Trading Plan

Kalau anda membaca buku ataupun blog saham, biasanya "trading plan" diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai "rencana trading."

Saya tidak suka terjemahan ini karena frase "rencana trading" bisa disalahtafsirkan seakan-akan hanya pemain saham jangka pendek (yang melakukan "trading") yang harus menyiapkan Trading Plan.

Padahal, semua orang yang berharap mendapatkan untung dari saham harus menyiapkan Trading Plan.

SEMUA orang.

Tidak terkecuali apakah ia pemain saham jangkan pendek (trader) ataupun pemain saham jangka panjang (investor). Tidak peduli apakah tujuannya adalah spekulasi atau investasi. Tidak peduli apakah ia laki-laki atau perempuan, tua atau muda, bermodal kecil atau besar, berpendidikan tinggi atau tidak. Pokoke, kalau berharap mau untung, HARUS menyiapkan Trading Plan.

Dengan kata lain, anda TIDAK PATUT BERHARAP bisa konsisten untung dari saham kalau anda tidak menyiapkan Trading Plan.


Mengapa Harus Menyiapkan Trading Plan

Misalkan anda seorang pelaut dan ingin berlayar dari Jakarta menuju Pontianak. Apakah anda langsung naik ke kapal, menarik jangkar, dan langsung berangkat? Tanpa mengecek kondisi cuaca? Tanpa memeriksa apakah alat navigasi berfungsi dengan baik? Tanpa memeriksa kondisi dan ketersediaan alat keselamatan seperti sekoci dan pelampung?

Tentu saja tidak. (Kecuali kalau anda memang tidak berniat sampai di tujuan dengan selamat.)

Nah, Trading Plan adalah seperti persiapan yang dilakukan pelaut profesional sebelum berlayar.

Sang pelaut akan mengecek laporan cuaca, apakah cuaca memungkinkan untuk berlayar dengan aman sampai tujuan. Ia juga akan memeriksa bahwa alat navigasi, apakah semuanya bekerja dengan baik. Tak lupa ia juga memastikan bahwa sekoci dan pelampung berkondisi baik, kalau-kalau alat-alat keselamatan tersebut diperlukan.

Memang, perencanaan yang baik tidak menjamin si pelaut pasti akan tiba di tujuan dengan selamat. Tapi tanpa perencanaan sama sekali, kemungkinan sangat kecil si pelaut akan sampai di tujuan dengan selamat.

Kalau pemikiran di atas kita terapkan pada Trading Plan bisa kita artikan bahwa menyiapkan Trading Plan TIDAK MENJAMIN anda pasti UNTUNG. Tapi tidak menyiapkan Trading Plan berarti HAMPIR PASTI anda akan BUNTUNG.


Mengapa Mayoritas Pemain Saham Tidak Menyiapkan Trading Plan?

Saya katakan di atas bahwa kalau anda berharap ingin mendapat untung dari saham, anda harus menyiapkan Trading Plan.

Pertanyaannya: mengapa mayoritas pemain saham tidak menyiapkan Trading Plan?

Apakah karena mereka tidak mau untung dan pengen rugi?

Tentu saja tidak.

Survei membuktikan bahwa semua orang terjun bermain saham karena berminat mendapatkan untung. Kalau gitu, mengapa mereka tidak menyiapkan Trading Plan?

Menurut saya, ada beberapa alasan.

Alasan pertama: tidak tahu cara membuat Trading Plan.

Nah, menasehati pemula untuk menyiapkan Trading Plan adalah laksana menyuruh balita yang baru belajar membaca A, B, C, D, untuk menulis artikel untuk surat kabar.

Bagaimana mungkin bisa menulis artikel padahal menulis satu kata saja belum bisa?

Menulis artikel yang menarik dan enak dibaca bukanlah hal mudah, bahkan bagi individu yang bergelar sarjana dan sudah membaca-menulis bertahun-tahun.

Demikian juga dengan Trading Plan. 

Membuat Trading Plan bukanlah hal mudah, bahkan bagi individu yang sudah main saham bertahun-tahun. Apalagi bagi pemula.

Jadi, menasehati pemula untuk menyiapkan Trading Plan tanpa menjelaskan caranya adalah nasehat yang baik tapi sama sekali tidak membantu. 

Alasan kedua: tidak menyadari bahwa Trading Plan harus mencakup rencana beli dan rencana jual.

Maksudnya?

Hampir semua pemain saham mencurahkan seluruh waktu dan pikirannya untuk rencana beli. Mereka menganggap bahwa kalau sudah merencanakan beli dengan benar, keuntungan pasti diraih.

Akibatnya, setelah membeli saham hampir semua pemain saham tidak tahu apa yang harus selanjutnya dilakukan. Di benak mereka, sekarang saatnya menunggu.

Menunggu apa?

Tunggu saham naik, kata mereka

Kalau tidak naik?

Tunggu sampai naik.

Kalau turun?

Ya tunggu naik.

Kalau terus turun?

Ya terus menunggu.

Kalau setelah itu naik?

Tunggu naik sampai mencapai harga beli.

Kalau sudah mencapai harga beli?

Tunggu naik sampai target keuntungan.

Kalau sudah mencapai target keuntungan?

Tunggu naik lebih tinggi lagi.

Kalau sudah naik lebih tinggi?

Tunggu naik LEBIH tinggi lagi.

Kalau setelah itu turun?

Kok masih nanya sih? Ya tunggu sampai naik lagi.

Lho?

Kalau bisa untung dari saham hanya dengan cara menunggu, bisa jadi tidak ada pemain saham yang rugi. Apakah semudah itu?

Tentu saja tidak.

Maka dari itu, ketika membuat Trading Plan jangan melulu memikirkan rencana beli saja. Curahkan juga waktu dan pikiran untuk memikirkan rencana jual.


Oke, kata anda. Sekarang saya sadar bahwa Trading Plan sangat penting. Bagaimana cara membuatnya?

Sebelum mulai membuat Trading Plan yang spesifik dan lengkap, anda perlu lebih dulu tahu langkah-langkah membuat rencana beli dan rencana jual. Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke pos "Langkah-langkah Membuat Trading Plan." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]







Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

    Comments

    Popular posts from this blog

    Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

    Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

    Analisa Volume Transaksi Saham Untuk Pemula. Perlukah?

    Saya sering mendapat pertanyaan tentang analisa teknikal volume saham. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bagus dan menunjukkan bahwa si penanya antusias untuk belajar analisa teknikal. Masalahnya, mayoritas penanya adalah pemula dalam belajar analisa teknikal saham. Jawaban saya kepada mereka selalu sama: belum saatnya belajar analisa volume transaksi saham kalau belum menguasai dengan baik dasar-dasar analisa teknikal harga saham. Apakah ini berarti analisa volume tidak penting? Bukan. Tidak begitu. Analisa volume transaksi �yang adalah bagian dari analisis teknikal �perlu dipelajari untuk mengerti analisa teknikal secara keseluruhan. Tapi . . . Analisa volume transaksi TIDAK PENTING anda ketahui kalau anda belum mengerti dengan baik dasar-dasar analisa harga. Mengapa? Karena kalau anda belum mengerti dengan baik pergerakan harga saham, menambah variabel baru (volume) tidak akan membantu membuat analisa anda menjadi lebih baik. (Silahkan baca juga pos "Banyak Data = Pasti Untung?...

    3 Pola Grafik Saham Paling Menguntungkan

    Menurut Investor's Business Daily, ada 3 pola grafik saham yang paling umum dan menguntungkan: [Silahkan download pdf file-nya dengan meng-klik link berikut: Investor's Business Daily The 3 Most Common & Profitable Chart Pattern .] 1. Cup-with-Handle (Cangkir-dengan-Pegangan) Figure 1. Pola Grafik Saham Cup-With-Handle (Source: Investors.com) 2. Double Bottom Figure 2. Pola Grafik Saham Double Bottom (Source: Investors.com) 3. Flat Base Figure 3. Pola Grafik Saham Flat Base (Source: Investors.com) Coba anda perhatikan ketiga grafik di atas. Apakah anda melihat ada kesamaan? (Petunjuk: Perhatikan bagian kanan atas grafik-grafik saham tersebut.) Apa kesamaan yang saya maksud? Coba anda telaah grafik-grafik saham di atas selama beberapa menit sebelum anda melanjutkan baca ke bawah. Sudah? Menurut anda, apa yang sama pada ketiga pola grafik di atas? Figure 4. Sinyal Beli Pola Grafik Cup-With-Handle Figure 5. Sinyal Beli Pola Grafik Double Bottom Figure 6. Sinyal Beli Pola Grafi...