Skip to main content

Cara Menarik Garis Trend/Trendline

Bagaimana cara mengetahui bahwa gerak harga saham cenderung sedang naik (uptrend) atau cenderung sedang turun (downtrend)?

Kalau anda sudah membaca pos "Definisi Uptrend, Downtrend, Sideway" anda mungkin ingat definisi Uptrend menurut Iyan Terus Belajar Saham:
Uptrend adalah serangkaian puncak yang lebih tinggi dan lembah yang lebih tinggi dengan MINIMUM dua puncak yang lebih tinggi DAN MINIMUM dua lembah yang lebih tinggi.

Berdasarkan definisi tersebut, bagaimana cara menyimpulkan dari grafik bahwa gerak harga saham sedang "uptrend" alias cenderung naik?

Salah satu cara adalah dengan menarik garis trend (trendline).

Nah, menarik garis trend tidak sulit. Untuk menarik garis "uptrend," cari titik terendah dan titik rendah kedua yang lebih tinggi dari titik pertama, tarik garis melalui kedua titik tersebut, dan voila! hasilnya adalah garis uptrend.

Tapi menarik garis trend seperti cara di atas ada masalahnya: garis trend tersebut tergantung titik yang anda pilih. Kalau anda memilih titik lain, anda akan mendapatkan garis trend (trendline) yang berbeda. Dengan kata lain, menarik garis trend sembarangan tanpa metode yang spesifik dan tepat, akan menghasilkan garis trend yang tidak konsisten.

Masalahnya, tidak banyak buku Analisa Teknikal yang menjelaskan secara spesifik cara konsisten menarik garis trend. Di buku Technical Analysis of the Financial Market, John J. Murphy-pun tidak menerangkan dengan jelas cara menarik garis trend.

Terus, gimana neh?

Untung saja ada Victor Sperandeo.

Victor Sperandeo di buku Trader Vic - Methods of a Wall Street Master menjelaskan cara yang ia pakai untuk menarik garis secara konsisten dan unbiased. Dari semua buku analisa teknikal yang pernah saya baca tentang cara menarik garis trend, metode yang dikemukakan Victor Sperandeomenurut sayaadalah yang terbaik.

Figure 1. Cover Buku Victor Sperandeo Trader Vic - Methods of a Wall Street Master

Metode menggambar trendine ala Victor Sperandeo adalah sebagai berikut:

1. Select the period of consideration: the long term (months to years), the intermediate term (weeks to months), or short term (days to weeks). It can also be smaller segment of any of these where a change of slope of the trendline is apparent.

Pilih periode yang akan dipakai: jangka panjang (bulanan sampai tahunan), jangka menengah (mingguan sampai bulanan), atau jangka pendek (harian sampai mingguan). Bisa juga dipilih segmen lebih kecil dari periode-periode ini asalkan perubahan kemiringan dari garis trend cukup jelas.


2. For an uptrend within the period of consideration, draw a line from the lowest low, up and to the highest minor low point preceding the highest high so that the line does not pass through prices in between the two low points (Figure 7.1 and 7.2). Extend the line upwards past the highest high point. It is possible that the line will go through prices past the highest minor high point. In fact, this is one indication of a change in trend, as will be demonstrated shortly.

Untuk trend naik pada periode yang anda pertimbangkan, tarik garis naik dari titik "low" terendah  ke titik "low" minor tertinggi sebelum "high" tertinggi sehingga garis tersebut tidak memotong harga lain di antara kedua titik "low" tersebut (Figure 7.1 dan 7.2). Perpanjang garis ke atas melewati titik "high" tertinggi. Garis tersebut bisa saja memotong harga yang terbentuk setelah "high" tertinggi. Jika terjadi, ini mengindikasikan perubahan trend.

Figure 7.1 dan 7.2 Cara Menarik Garis Uptrend [Source: Trader Vic - Methods of Wall Street Master, p. 72]
  

3. For a downtrend within the period of consideration, draw a line from the highest high point to the lowest minor high point preceding the lowest low so that the line does not pass through prices in between the two high points. Extend the line past the lowest high low point downward (Figure 7.3 and 7.4). 

Untuk trend turun pada periode yang anda pertimbangkan, tarik garis turun dari titik "high" tertinggi ke titik "high" minor terendah sebelum "low" terendah sehingga garis tersebut tidak memotong harga lain di antara kedua titik "high" tersebut. Perpanjang garis tersebut ke bawah melewati titik "low" terendah (Figure 7.3 dan 7.4).
 
Figure 7.3 dan 7.4  Cara Menarik Garis Downtrend [Source: Trader Vic - Methods of Wall Street Master, p. 73]

Menurut Victor Sperandeo, salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan pemain saham amatir dan profesional adalah ketidakkonsistenan dalam mendefinisikan dan menggambar/menarik garis trend. Oleh karena itu, mulai saat ini kalau anda ingin menggambar/menarik garis trend secara benar dan konsisten, pakailah metode yang diajarkan Victor Sperandeo.







 Pos-pos yang berhubungan:
 [Pos ini 2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Comments

    Popular posts from this blog

    Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

    Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

    3 Pola Grafik Saham Paling Menguntungkan

    Menurut Investor's Business Daily, ada 3 pola grafik saham yang paling umum dan menguntungkan: [Silahkan download pdf file-nya dengan meng-klik link berikut: Investor's Business Daily The 3 Most Common & Profitable Chart Pattern .] 1. Cup-with-Handle (Cangkir-dengan-Pegangan) Figure 1. Pola Grafik Saham Cup-With-Handle (Source: Investors.com) 2. Double Bottom Figure 2. Pola Grafik Saham Double Bottom (Source: Investors.com) 3. Flat Base Figure 3. Pola Grafik Saham Flat Base (Source: Investors.com) Coba anda perhatikan ketiga grafik di atas. Apakah anda melihat ada kesamaan? (Petunjuk: Perhatikan bagian kanan atas grafik-grafik saham tersebut.) Apa kesamaan yang saya maksud? Coba anda telaah grafik-grafik saham di atas selama beberapa menit sebelum anda melanjutkan baca ke bawah. Sudah? Menurut anda, apa yang sama pada ketiga pola grafik di atas? Figure 4. Sinyal Beli Pola Grafik Cup-With-Handle Figure 5. Sinyal Beli Pola Grafik Double Bottom Figure 6. Sinyal Beli Pola Grafi...

    Analisa Volume Transaksi Saham Untuk Pemula. Perlukah?

    Saya sering mendapat pertanyaan tentang analisa teknikal volume saham. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bagus dan menunjukkan bahwa si penanya antusias untuk belajar analisa teknikal. Masalahnya, mayoritas penanya adalah pemula dalam belajar analisa teknikal saham. Jawaban saya kepada mereka selalu sama: belum saatnya belajar analisa volume transaksi saham kalau belum menguasai dengan baik dasar-dasar analisa teknikal harga saham. Apakah ini berarti analisa volume tidak penting? Bukan. Tidak begitu. Analisa volume transaksi �yang adalah bagian dari analisis teknikal �perlu dipelajari untuk mengerti analisa teknikal secara keseluruhan. Tapi . . . Analisa volume transaksi TIDAK PENTING anda ketahui kalau anda belum mengerti dengan baik dasar-dasar analisa harga. Mengapa? Karena kalau anda belum mengerti dengan baik pergerakan harga saham, menambah variabel baru (volume) tidak akan membantu membuat analisa anda menjadi lebih baik. (Silahkan baca juga pos "Banyak Data = Pasti Untung?...