Skip to main content

Analisa Teknikal Open High Low Close (OHLC), Bagian 1

Pos-pos dalam seri ini adalah lanjutan dari seri "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula." Sebelum membaca pos ini, ada baiknya anda membaca dulu/lagi pos tersebut.

Sudah?

Di pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula" tersebut saya menunjukkan apa yang harus anda perhatikan dari harga Open, High, Low, dan Close.

Masih ingat?



A. Open (Buka) 

1. Kalau harga saham Open di Prv Price*, hal ini tidak berindikasi apa-apa.
 
2. Kalau harga saham Open di atas Prv Price, saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi Open di atas Prv Price dan semakin lama Open bertahan di atas Prv Price, semakin Bullish. 

3. Kalau harga saham Open di bawah Prv Price, saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah Open di bawah Prv Price dan semakin lama Open bertahan di bawah Prv Price, semakin Bearish.

[* Prev Price adalah sama dengan Close hari sebelumnya.]

[Kalau anda belum tahu arti Bullish dan Bearish, silahkan baca pos "Arti 'Bullish' dan 'Bearish' di Bursa Saham."]


B. High (Tinggi) & C. Low (Rendah)

1. Kalau High hari ini lebih tinggi dari High kemarin (dalam bahasa Inggris, kondisi ini disebut HIGHER HIGH), saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi High hari ini di atas High kemarin, semakin Bullish.

2. Kalau High hari ini lebih rendah dari High kemarin (dalam bahasa Inggris, kondisi ini disebut LOWER HIGH), saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah High hari ini di bawah High kemarin, semakin Bearish.

3. Kalau Low hari ini lebih tinggi dari Low kemarin (dalam bahasa Inggris, situasi ini disebut HIGHER LOW), saham tersebut relatif Bullish. Semakin tinggi Low hari ini di atas Low kemarin, semakin Bullish.

4. Kalau Low hari ini lebih rendah dari Low kemarin (dalam bahasa Inggris, situasi ini disebut LOWER LOW), saham tersebut relatif Bearish. Semakin rendah Low hari ini di bawah Low kemarin, semakin Bearish.

5. Kalau kita mengkombinasikan High dan Low, kondisi (relatif) paling Bullish adalah bila High hari ini lebih tinggi dari High kemarin DAN Low hari ini lebih tinggi dari Low kemarin.(Higher High DAN Higher Low.)

6. Kebalikannya, kondisi (relatif) paling Bearish adalah bila High hari ini lebih rendah dari High kemarin DAN Low hari ini juga lebih rendah dari Low kemarin. (Lower High DAN Lower Low.)


D. Close/Last (Tutup)

1. Kalau Close hari ini lebih tinggi dari Close kemarin artinya saham tersebut relatif bullish. Makin tinggi Close hari ini di atas Close kemarin, makin Bullish.

2. Kalau Close hari ini sama dengan Close kemarin, tidak ada yang bisa disimpulkan. Kita perlu mengacu pada indikator lain untuk mengambil kesimpulan.

3. Kalau Close hari ini lebih rendah dari Close kemarin, artinya saham tersebut relatif bearish. Makin rendah Close hari ini di bawah Close kemarin, makin Bearish.

4. Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish. Makin tinggi Close di atas harga Open, makin Bullish.

5. Kalau Close di harga Open, kondisi saham tidak bisa disimpulkan tanpa indikator lain.

6. Kalau Close di bawah harga Open, saham tersebut relatif Bearish. Makin rendah Close di bawah harga Open, makin Bearish.

7. Kalau harga saham Close (relatif) dekat dengan High, saham tersebut (relatif) Bullish. Semakin dekat Close dengan High, semakin Bullish. 

8. Kalau harga saham Close (relatif) dekat dengah Low, saham tersebut (relatif) Bearish. Semakin dekat Close dengan Low, semakin Bearish.

9. Semakin besar rentang antara High dan Low, Close yang semakin dekat dengan High menandakan saham tersebut (relatif) semakin Bullish.

10. Semakin besar rentang antara High dan Low, Close yang semakin dekat dengan Low menandakan saham tersebut (relatif) semakin Bearish.


---#$#---

Ingatan anda sudah segar?

Sebelum kita diskusi lebih lanjut, tahukah anda harga manakah yang paling penting di antara Open, High, Low, Close?

Di pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4" saya menyatakan bahwa mayoritas pemain saham menganggap harga Close adalah harga yang paling penting. Tapi pandangan tersebut tidak 100% tepat.

Kok begitu?

Karena dalam konteks data historikal, harga Close bisa jadi adalah data harga (relatif) paling penting. Tapi harga High dan Low juga tidak kalah penting.

Jadi kalau kita urut, ranking 1 adalah Close; sama-sama ranking 2 beda tipis dengan Close adalah High dan Low.

Bagaimana dengan harga Open?

Dalam konteks data historikal, data Open TIDAK PENTING.

Lho kok bisa? Apakah ini berarti Open tidak penting sama sekali?

Bukan begitu.

Memang, secara data historikal, harga Open tidak penting. Tapi Open adalah data yang penting PADA SAAT harga tersebut TERJADI. Atau dengan kata lain: Open penting tapi hanya pada saat Open terjadi dan hanya penting sampai dengan harga Close terbentuk.

Bingung?

Pernyataan ini akan lebih jelas kalau anda membaca kembali apa saja yang kita bandingkan dari harga Open.

Perhatikan bahwa pada saat bursa dibuka, kita membandingkan Open hari ini dengan Prev Price (pernyataan A1, A2, A3 di atas).

Pada hari itu kita juga membandingkan Open dengan Close hari tersebut (pernyataan D4, D5, D6).

Perhatikan bahwa kita TIDAK PERNAH membandingkan Open hari ini dengan Open hari sebelumnya.

Hal ini berbeda dengan harga High, Low, dan Close.

Saat membandingkan harga High, Low, dan Close, kita membandingkan High hari ini dengan High hari sebelumnya (pernyataan B&C 1 dan B&C 2), Low hari ini dengan Low hari sebelumnya (pernyataan B&C 3 dan B&C 4), Close hari ini dengan Close hari sebelumnya (pernyataan D1, D2, D3).

Nah, saat membandingkan harga High, Low, Close, kita bisa membandingkan High, Low, Close bukan hanya dengan High, Low, Close hari sebelumnya tapi juga dengan High, Low, Close hari-hari sebelumnya. Hal inilah yang dimaksud bahwa High, Low, Close penting dalam konteks data historikal.

Bagaimana dengan Open?

Karena kita tidak pernah membandingkan Open dengan Open hari-hari sebelumnya, ini menyiratkan bahwa data Open tidak penting dalam konteks data historikal.

Cukup jelas?

Sekarang saatnya kita belajar lebih mendalam tentang analisa Open, High, Low, Close. Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Open, High, Low, Close (OHLC), Bagian 2." 







Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2015 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

    Comments

    Popular posts from this blog

    Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

    Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

    Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad