Average = rata-rata
down = turun
Averaging Down dalam bermain saham artinya adalah menurunkan harga rata-rata saham dengan membeli lagi saham tersebut pada harga yang lebih rendah.
Contoh:
Misalkan anda membeli 5 lot (5 lot x 100 lembar = 500 lembar) saham ANTM di harga Rp 400. Harga ra-rata per lembar saham anda saat tersebut adalah Rp 400.
Beberapa minggu kemudian, namanya juga lagi apes, harga ANTM turun menjadi Rp 300. Karena menurut anda saham ANTM sudah murah, anda membeli lagi 5 lot di harga Rp 300.
Harga rata-rata ANTM anda per lembar saat itu =
{(500 lembar x Rp 400) + (500 lembar x Rp 300)}/1000 lembar = Rp 350.
Nah, harga rata-rata saham ANTM anda turun dari Rp 400 ke Rp 350 karena anda membeli ANTM lagi di harga Rp 300.
Tindakan anda membeli saham ANTM di harga Rp 300 inilah yang dinamakan Averaging Down.
---===$===---
Sekarang anda sudah tahu arti istilah Average Down.
Pertanyaan berikutnya: apakah melakukan Averaging Down adalah tindakan yang benar?
Tony Saliba�salah satu top trader yang di-interview Jack Schwager di buku Market Wizards�menganalogikan Averaging Down dengan melubangi perahu yang bocor.
"When you are in a boat that springs a leak, you don't drill another hole to let the water out," begitu kata Tony Saliba.
Ketika anda berada di perahu yang bocor, anda tidak membor satu lubang lagi untuk mengeluarkan air.
Artinya?
Artinya, menambah lubang di perahu bocor adalah tindakan yang�meminjam kata dari Holy, teman SMA saya�super guoblok. Alih-alih airnya akan keluar, malahan perahu akan lebih cepat tenggelam.
"Jadi bung Iyan," celetuk anda, "membeli saham lebih banyak lagi saat saham turun adalah tindakan yang salah?"
Secara umum, betul bahwa Averaging Down adalah tindakan yang salah.
"Tapi di pos 'Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian III)' bung Iyan menyarankan untuk membeli saham secara bertahap: langsung beli separuh saat itu juga dan beli lagi separuh kalau harga turun. Bukankah ini juga Averaging Down?"
Wah, rupa-rupanya ada juga pembaca yang membaca dengan teliti.
Memang betul di pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian III)" saya menyarankan pemula untuk membeli langsung 1/2 bagian saham dan membeli 1/2 bagian lagi di kemudian waktu.
Nah, membeli di kemudian waktu ini TIDAK BERARTI membeli lagi HANYA kalau saham turun. Membeli di kemudian waktu ini bisa dilakukan di harga lebih rendah, di harga sama, ataupun harga lebih tinggi.
Tapi saya akui bahwa di pos tersebut saya memakai contoh membeli lagi saham ketika harga saham turun. Tindakan tersebut�menurut definisi di atas�adalah tetap saja Averaging Down.
"Jadi yang benar gimana dong?" kata anda. "Katanya Averaging Down adalah tindakan salah?"
Saya ulangi kalimat di atas: Secara umum, betul bahwa Averaging Down adalah tindakan yang salah.
Tapi kalau anda adalah pembaca setia blog ini, kemungkinan besar anda pernah membaca pernyataan saya bahwa TIDAK ADA yang ABSOLUT saat bermain saham.
Artinya, sedapat mungkin HINDARI tindakan Averaging Down. Tapi ada saat dan kondisi tertentu di mana anda boleh mempertimbangkan Averaging Down.
Dan Averaging Down boleh anda pertimbangkan HANYA kalau anda sudah menyiapkan Trading Plan untuk semua skenario. Dan yang paling penting: selalu ingat untuk menentukan titik Cut-Loss dan lakukan Cut-loss kalau harga saham mencapai titik tersebut.
Yang harus anda camkan adalah ini: kalau harus memilih antara Averaging Down dan Cut-loss, selalu�SELALU, ALWAYS, JANGAN PERNAH RAGU�pilih Cut-loss.
Pos-pos yang berhubungan:
down = turun
Averaging Down dalam bermain saham artinya adalah menurunkan harga rata-rata saham dengan membeli lagi saham tersebut pada harga yang lebih rendah.
Contoh:
Misalkan anda membeli 5 lot (5 lot x 100 lembar = 500 lembar) saham ANTM di harga Rp 400. Harga ra-rata per lembar saham anda saat tersebut adalah Rp 400.
Beberapa minggu kemudian, namanya juga lagi apes, harga ANTM turun menjadi Rp 300. Karena menurut anda saham ANTM sudah murah, anda membeli lagi 5 lot di harga Rp 300.
Harga rata-rata ANTM anda per lembar saat itu =
{(500 lembar x Rp 400) + (500 lembar x Rp 300)}/1000 lembar = Rp 350.
Nah, harga rata-rata saham ANTM anda turun dari Rp 400 ke Rp 350 karena anda membeli ANTM lagi di harga Rp 300.
Tindakan anda membeli saham ANTM di harga Rp 300 inilah yang dinamakan Averaging Down.
---===$===---
Sekarang anda sudah tahu arti istilah Average Down.
Pertanyaan berikutnya: apakah melakukan Averaging Down adalah tindakan yang benar?
Tony Saliba�salah satu top trader yang di-interview Jack Schwager di buku Market Wizards�menganalogikan Averaging Down dengan melubangi perahu yang bocor.
"When you are in a boat that springs a leak, you don't drill another hole to let the water out," begitu kata Tony Saliba.
Ketika anda berada di perahu yang bocor, anda tidak membor satu lubang lagi untuk mengeluarkan air.
Artinya?
Artinya, menambah lubang di perahu bocor adalah tindakan yang�meminjam kata dari Holy, teman SMA saya�super guoblok. Alih-alih airnya akan keluar, malahan perahu akan lebih cepat tenggelam.
"Jadi bung Iyan," celetuk anda, "membeli saham lebih banyak lagi saat saham turun adalah tindakan yang salah?"
Secara umum, betul bahwa Averaging Down adalah tindakan yang salah.
"Tapi di pos 'Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian III)' bung Iyan menyarankan untuk membeli saham secara bertahap: langsung beli separuh saat itu juga dan beli lagi separuh kalau harga turun. Bukankah ini juga Averaging Down?"
Wah, rupa-rupanya ada juga pembaca yang membaca dengan teliti.
Memang betul di pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian III)" saya menyarankan pemula untuk membeli langsung 1/2 bagian saham dan membeli 1/2 bagian lagi di kemudian waktu.
Nah, membeli di kemudian waktu ini TIDAK BERARTI membeli lagi HANYA kalau saham turun. Membeli di kemudian waktu ini bisa dilakukan di harga lebih rendah, di harga sama, ataupun harga lebih tinggi.
Tapi saya akui bahwa di pos tersebut saya memakai contoh membeli lagi saham ketika harga saham turun. Tindakan tersebut�menurut definisi di atas�adalah tetap saja Averaging Down.
"Jadi yang benar gimana dong?" kata anda. "Katanya Averaging Down adalah tindakan salah?"
Saya ulangi kalimat di atas: Secara umum, betul bahwa Averaging Down adalah tindakan yang salah.
Tapi kalau anda adalah pembaca setia blog ini, kemungkinan besar anda pernah membaca pernyataan saya bahwa TIDAK ADA yang ABSOLUT saat bermain saham.
Artinya, sedapat mungkin HINDARI tindakan Averaging Down. Tapi ada saat dan kondisi tertentu di mana anda boleh mempertimbangkan Averaging Down.
Dan Averaging Down boleh anda pertimbangkan HANYA kalau anda sudah menyiapkan Trading Plan untuk semua skenario. Dan yang paling penting: selalu ingat untuk menentukan titik Cut-Loss dan lakukan Cut-loss kalau harga saham mencapai titik tersebut.
Yang harus anda camkan adalah ini: kalau harus memilih antara Averaging Down dan Cut-loss, selalu�SELALU, ALWAYS, JANGAN PERNAH RAGU�pilih Cut-loss.
Pos-pos yang berhubungan:
- Karakteristik Trader Saham Top Dunia
- Resiko & Masalah "Value Investing" Bagi Pemula
- Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham
Comments
Post a Comment