Skip to main content

Belajar Main Saham Dari Siapa? Bagian 1

Di bulan Januari 2016 saya menyurvey pembaca blog ini dengan pertanyaan ini:

Pilih mana:

1. Belajar saham dari analis saham
2. Belajar saham dari manajer investasi
3. Belajar saham dari pembicara seminar saham
4. Belajar saham dari perencana keuangan
5. Belajar saham dari broker saham
6. Belajar saham dari pemain saham

Total 199 suara masuk (terima kasih untuk anda-anda yang meluangkan waktu memilih) dengan hasil sebagai berikut:

20% (40 suara) memilih belajar saham dari analis saham
6% (11 suara) memilih belajar saham dari manajer investasi
1.5% (3 suara) memilih belajar saham dari pembicara seminar saham
1.5% (3 suara) memilih belajar saham dari perencana keuangan
3% (6 suara) memilih belajar saham dari broker saham
68% (136 suara) memilih belajar saham dari pemain saham

Dari jawaban yang masuk, mayoritas (68%) memilih belajar saham dari pemain saham.

Saya setuju.

Ibaratnya kalau anda ingin belajar memancing/menangkap ikan, anda sebaiknya belajar dari nelayan (penangkap ikan profesional).

Jadi, kalau anda ingin belajar main saham, anda sebaiknya belajar dari pemain saham profesional yang profesinya (dan penghasilan utamanya) adalah dari bermain saham.

Tapi, ada 2 masalah yang harus anda lalui kalau anda memilih belajar saham dari pemain saham.

Masalah apa, bung Iyan? tanya anda.

Pertama, banyak penjual buku/software dan penjual seminar yang menggembar-gemborkan dirinya sebagai pemain saham sukses dengan tujuan agar anda rela membayar mahal untuk ikut seminar yang mereka selenggarakan.

Dengan kata lain, anda harus pandai-pandai membedakan pemain saham profesional sungguhan dengan pembicara seminar berkedok pemain saham  yang menjanjikan akan mengajarkan cara cepat kaya dari main saham padahal mereka adalah serigala berbulu domba yang ingin memangsa anda dan uang anda.

Kedua, kalaupun anda bisa menemukan pemain saham profesional sungguhan, belum tentu ia punya waktu luang mengajarkan anda cara bermain saham yang benar. Kalaupun ia punya waktu luang, belum tentu ia berminat mengajarkan anda cara bermain saham yang benar.

Coba anda pikirkan: apa untungnya (si pemain saham profesional) membagikan rahasia dapur cara bermain saham kepada anda?

Artinya, kalau anda menemukan pemain saham profesional sungguhan, jangan malu membujuk, merayu, memohonbahkan kalau perlu, sungkemagar ia bersedia mengajari anda cara bermain saham yang benar.

Malu bertanya, sesat di jalan.

Malu membujuk, merayu, memohon, ya gak bakal diajarin. 

Sudah malu-maluin membujuk, merayu, memohon, bahkan sungkem aja pun belum tentu anda akan diajarin.

[Catatan: mohon jangan membujuk, merayu, memohon saya untuk mengajari anda privat cara bermain saham. Silahkan belajar dengan membaca "Kurikulum" blog ini. Dan kalau bersikeras ingin layanan privat, silahkan baca halaman "Konsultasi."] 

Tapi bung Iyan, gimana kalau saya tidak menemukan pemain saham yang mau ngajarin saya?

Kalau anda RELA membayar mahal (bayaran ini tidak harus dalam bentuk uang), saya yakin pasti ada pemain saham yang bersedia mengajar anda. Tapi kalau anda tidak mau membayar apalagi membayar mahal, alternatifnya adalah anda belajar (secara tidak langsung) dari tulisan (blog, buku) pemain saham profesional. (Pastikan bahwa blog/buku yang anda baca bukanlah kedok untuk menjual seminar.)

Tapi saya mau belajar langsung dari seseorang secara langsung, kata anda. 

Nah, ini dia. Tidak mau bayar tapi mintanya banyak.  

Nah, kalau anda ingin belajar langsung tapi tidak menemukan pemain saham yang mau mengajari anda, alternatif terbaik adalah belajar dari . . .

Analis saham?

Bukan, bukan belajar dari analis saham (yang dipilih 20% penjawab, suara kedua terbanyak) tapi dari . . .

Ingin tahu jawabannya? Silahkan lanjut baca ke pos "Belajar Main Saham Dari Siapa? Bagian 2." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2016 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Comments

Popular posts from this blog

Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad