Skip to main content

Pilih Mana: Untung Lalu Rugi atau Rugi Lalu Untung? (Bagian II)

Pos ini adalah lanjutan dari pos "Pilih Mana: Untung Lalu Rugi atau Rugi Lalu Untung? (Bagian I)."

Di pos tersebut saya menulis bahwa pemain saham yang LANGSUNG untung saat mulai main sahambiasanya(hampir) tidak mungkin impas ketika beginner's lucknya habis. Yang besar kemungkinan terjadi adalah ia RUGI BESAR jauh melebihi keuntungan yang ia dapat.

Mengapa?

Karena dengan mendapat untung sejak awal, ia merasa bahwa main saham itu sangat mudah. Karena menganggap mudah, ia tidak akan berhati-hati ketika rugi.

Bahkan ketika ia rugi, bukannya berhati-hati, ia malahan MENAMBAH BESAR modal transaksi jual-beli sahamnya dengan harapan rugi di bulan II dan bulan III bisa secepat mungkin impas.

Ingat: semakin besar modal/transaksi, semakin besar juga potensi kerugian

Nah, karena keberuntungan pemulanya sudah habis, yang kemungkinan lebih besar terjadi adalah di bulan IV ia rugi besar. Di bulan V rugi lebih BESAR. Di bulan VI game over. 

Kesimpulannya kalau anda memilih nomor 1: anda berharap bisa untung sejak awal main saham dan semakin hari untungnya semakin besar.

Pesan moral: Kalau anda beruntung langsung untung ketika baru mulai main saham, sadarilah bahwa keuntungan tersebut hanya keberuntungan. Beginner's luck. Hoki. Bukan karena anda jago/pintar/hebat.

Lanjut.   

Nah, dari jawaban yang masuk, mayoritas memilih nomor2.

Kalau anda memilih nomor 2 (Bulan I rugi Rp 20 juta, bulan II untung Rp 10 juta, bulan III untung Rp 10 juta. Total: impas), anda saya kategorikan sebagai penganut aliran "bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian."

Nah kalau ini adalah pilihan anda, masih ada secerca harapan. 

Kok hanya secercah harapan sih, protes anda. Bukankah ini adalah pilihan terbaik?

Jangan protes dulu dong. Mari saya jelaskan.

Saya setuju bahwa rugi dulu baru untung adalah pilihan yang lebih baik dibanding yang lain. Pilihan ini menunjukkan bahwa anda mau belajar, mau berusaha. Pilihan ini juga menggambarkan bahwa anda siap bersusah-susah dahulu, berimpas-impas kemudian. 

Masalahnya . . .

Setelah anda berhasil menutup kerugian di akhir bulan III, kemungkinan (besar) anda berharap akan mulai bisa terus konsisten untung di bulan-bulan berikutnya.

Kalau di bulan berikutnya anda rugi, kemungkinan anda akan stress. Jauh lebih stress daripada di bulan I.

Mengapa?

Karena kondisi sudah mulai bisa untung, anda merasa sudah (lebih) pintar, merasa sudah tahu (lebih) banyak. Tapi kok rugi lagi.

Intinya: setelah berhasil impas, anda berharap akan langsung terus untung.

Sayangnya�mengutip Dedy Corbuzier�hidup tidak semudah omongan Mario Teguh.

Nah, kalau anda sudah bisa mendapat untung dari main saham, bersyukurlah. Tapi jangan serta-merta merasa bahwa anda tidak akan pernah rugi lagi. (Saya yang main saham sudah hampir 20 tahun, sampai hari ini pun masih sering rugi.) 

Mohon dicamkan bahwa bisa jadi keuntungan yang anda dapat hanyalah karena market sedang Bullish, atau hanyalah karena (lagi-lagi) faktor keberuntungan belaka.

Tetapi . . .

Anda sudah di jalan yang benar. Jangan patah semangat.

Ingat: Anda tidak bisa jago memasak/menyanyi/menulis/melukis hanya dalam 3 bulan. Anda juga tidak bisa jago main piano/gitar/basket/sepakbola/saham hanya dalam 3 bulan.

Kesimpulannya kalau anda memilih nomor 2: anda bersedia belajar beberapa bulan tapi berharap tidak perlu bersusah-payah lagi setelah itu.

Pesan moral: Perlu usaha keras terus-menerus selama bertahun-tahun untuk menjadi jago di setiap bidang. Dan setelah (merasa) sudah jago-pun, anda masih harus terus belajar. 







 
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini �2016 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Comments

Popular posts from this blog

Koleksi Buku Main Saham Iyan Terus Belajar Saham

Minggu lalu saya membongkar dan menata ulang lemari buku di ruang kerja. Sebagai informasi, buku-buku main/trading/investasi saham yang masih sering saya baca tidak berada di ruang kerja tapi berada di meja samping tempat tidur, di atas meja TV, atau di rak di dalam kamar mandi. Buku-buku di lemari buku ruang kerja adalah buku yang belum sempat saya baca lagi. Nah, di bagian belakang lemari di situlah terletak buku-buku main saham yang sudah cukup lama tidak  saya sentuh. Supaya tidak lupa keberadaan buku-buku tersebut dan sebelum tertutup (lagi) oleh buku-buku di bagian depan, saya foto saja bagian lemari tersebut. Figure 1. Koleksi buku main/trading saham Iyan Terus Belajar Saham Dari kiri atas ke bawah lalu ke kanan atas ke bawah: 1. The Japanese Chart of Charts 2. The Volatility Edge in Options Trading 3. The Way of the Warrior-Trader 4. Stock Indexes Futures & Options 5. The Laws of Money, The Lesson of Life 6. Big Trends in Trading 7. Dynamic Trading Indicators 8. Swing T...

Buku Pertama Belajar Analisa Teknikal

Di pos "Belajar Analisa Teknikal atau Analisa Fundamental?" saya menyarankan anda (yang bingung memilih belajar Analisa Teknikal atau Analisa Fundamental) untuk memilih belajar mendalam Analisa Teknikal. Misalkan anda berniat belajar mendalam Analisa Teknikal. Bagaimana caranya? Di pos "Cara Terbaik Belajar Main Saham" saya menyatakan bahwa cara terbaik belajar main saham adalah dengan membaca buku main saham yang ditulis penulis berkualitas. Nah, kalau anda serius ingin belajar Analisa Teknikal, saran saya untuk anda adalah: beli (hard copy/buku cetak) dan baca buku Technical Analysis of the Financial Market yang ditulis John J. Murphy. Figure 1. Sampul Depan Buku John J. Murphy Technical Analysis of the Financial Markets Mengapa buku Technical Analysis of the Financial Market ? Karena buku ini membahas Analisa Teknikal dari dasar sehingga pembahasannya (relatif) mudah dimengerti oleh orang yang baru belajar Analisa Teknikal. Mengapa harus beli hard copy? Bukank...