Skip to main content

4 Tahap Pembelajaran Main Saham Nicholas Darvas (Bagian 2)

Pos ini adalah lanjutan dari pos "4 Tahap Pembelajaran Main Saham Nicholas Darvas (Bagian 1)."

Di tahap The Fundamentalist, Nicholas Darvas memutuskan untuk membeli saham berfundamental bagus, rating bagus, dan berdividen besar. Silahkan lihat Figure 1 di bawah ini.

Figure 1. Analisa Fundamental Nicholas Darvas [Source: How I Made $2,000,000 in the Stock Market by Nicholas Darvas]

Dari daftar saham di Figure 1, Nicholas Darvas memutuskan bahwa saham yang paling bagus adalah saham Jones & Laughlin.

Begitu yakinnya ia dengan analisanya, Nicholas Darvas menggadaikan rumahnya, meminjam uang dengan jaminan asuransinya, dan meminta pembayaran gaji di muka. Semua uang ini ia belikan 1000 lembar saham Jones & Laughlin seharga US$ 52.25/lembar.

Apa yang terjadi?

Tiga hari kemudian saham Jones & Laughlin�bukannya naik�malah mulai turun. Sebulan kemudian, saham Jones & Laughlin turun ke US$ 44 dan Nicholas Darvas stress tidak tertahankan dan memutuskan untuk menjual rugi.

Darvas tida habis pikir: Bagaimana mungkin saham yang berfundamental baik, memberikan dividen besar, bukannya naik malah turun?

Tapi nyatanya, itu yang terjadi.

Nicholas Darvas nyaris frustrasi. Ini yang ia tulis:

Gambling, tips, information, research, investigation, whatever method I tried to be successful in the stock market, had not worked out. I was desperate. I did not know what to do. I felt I could not go on.

Yet I had to go on. I must save my property. I must find a way to recoup my losses.

Judi, tips, informasi, riset, investigasi, metode apapun yang saya lakukan untuk sukses di pasar saham tidak ada yang berhasil. Saya putus asa. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saya merasa tidak bisa bertahan.

Tapi saya harus bertahan. Saya harus menyelamatkan rumah saya. Saya harus mencari cara untuk menutup kerugian saya.


---###$$$###---


Setelah pengalaman pahit itu, setiap hari Nicholas Darvas menghabiskan berjam-jam mempelajari grafik saham. Akhirnya ia menemukan saham yang tidak pernah ia dengar: Texas Gulf Producing.

Darvas tertarik karena kelihatannya saham tersebut sedang naik. Darvas tidak tahu fundamental perusahaan tersebut dan tidak mendengar berita apapun tentang perusahaan tersebut. Yang ia tahu saham tersebut terus naik dari hari ke hari.

Bermodal nekad, Darvas membeli 1000 lembar saham Texas Gulf Producing di kisaran harga US$37.50.

Setiap hari Darvas tegang melihat harga saham tersebut terus naik. Setelah 5 minggu, Darvas memutuskan untuk menjual di harga US$43.25.

Keuntungan dari Texas Gulf Producing belum menutup semua kerugian Jones & Laughlin, tapi setidaknya Darvas sudah menutup lebih dari 50% kerugian.

Kata Darvas:

Apa gunanya mendalami laporan keuangan, mempelajari outlook industri, rating, price earning ratio?  Saham yang menyelamatkan saya dari malapetaka adalah saham yang saya tidak tahu apa-apa tentangnya. Saya memilih saham tersebut hanya karena 1 alasan: saham tersebut kelihatannya sedang naik.

Karena pengalaman inilah Nicholas Darvas memutuskan untuk mendalami analisa teknikal dan masuk ke tahap The Technician.

Analisa Teknikal apa yang dipakai Nicholas Darvas? Moving Average kah? MACD kah? Stochastis kah? Stop-and-Reverse (SAR) kah? Analis Volume kah?

Mau tahu analisa teknikal yang dipakai Nicholas Darvas? Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Box Theory Nicholas Darvas." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Comments

Popular posts from this blog

Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad