Skip to main content

Sukses Main Saham - Observasi Jack Schwager (Bagian 2)

Pos ini adalah lanjutan dari pos "Sukses Main Saham - Observasi Jack Schwager (Bagian 1)."

Figure 1. Sampul Depan Buku Jack D. Schwager The New Market Wizards


11.  Discipline

Disiplin adalah kata yang paling sering disebut oleh top trader yang di-interview Jack D. Schwager.

Ada 2 alasan mengapa disiplin sangat penting:

a. Disiplin adalah prasyarat untuk mengontrol resiko.
b. Disiplin diperlukan untuk menjalankan metode anda tanpa keraguan dan tanpa tebang-pilih transaksi mana yang harus dilakukan.


12. Understand That You Are Responsible

Untung atau rugi, anda yang bertanggung jawab atas hasil tersebut.

Kalaupun anda rugi karena mengikuti tips, nasehat, atau rekomendasi orang lain, yang salah adalah anda sendiri karena andalah yang memutuskan untuk mengikuti tips, nasehat, atau rekomendasi tersebut.


13. The Need for Independence

Anda harus berpikir sendiri. Lalu putuskan sendiri.

Setelah anda membuat keputusan, jangan dengar pendapat orang lain. Ikuti saja trading plan yang sudah anda siapkan.

Dengan kata lain: dengarkan saja apa kata pasar. Kalau anda untung, berarti anda benar. Kalau anda rugi, berarti anda salah (dan harus cut-loss secepat mungkin).


14. Confidence

Anda harus percaya diri. Tanpa kepercayaan-diri, anda akan selalu diombangambingkan pendapat orang lain.


15. Losing is Part of the Game

Merugi adalah bagian dari permainan.

Kalau anda takut rugi, anda tidak akan pernah membuka posisi. Tambahan lagi, kalau anda tidak rela cut-loss ketika rugi masih kecil, kerugian tersebut kemungkinan akan membengkak. Kalaupun tidak membengkak, kemungkinan besar anda akan kehilangan kesempatan (di saham lain) yang lebih menguntungkan.


16. Lack of Confidence and Time-Outs

Mainlah saham hanya saat anda percaya diri dan optimis. Kalau anda sedang tidak percaya diri dan tidak optimis, sebaiknya anda STOP main saham dulu. Ketika anda mulai main saham lagi, mainlah saham dengan modal sekecil mungkin.


17. The Urge to Seek Advice

Kata Linda Raschke (salah satu top trader yang di-interview di buku ini): "If you ever find yourself tempted to seek out someone else's opinion on a trade, that's usually a sure sign that you should get out of your position."

Terjemahannya: Kalau anda merasa perlu meminta pendapat orang lain tentang sebuah transaksi, itu biasanya adalah tanda nyata bahwa anda harus menutup posisi tersebut.


18. The Virtue of Patience

Sabar menunggu kesempatan yang tepat akan memperbesar kemungkinan sukses.

PERHATIAN, PERHATIAN.

Banyak pemain saham yang SALAH MENGERTI arti "sabar menunggu" ini.

Sabar menunggu yang dimaksud BUKANLAH sabar menunggu saham yang sudah rugi untuk berbalik menjadi untung.

Sabar menunggu yang dimaksud adalah sabar menunggu kondisi pasar di mana keuntungan mudah diraih.


19. The Importance of Sitting

Kesabaran bukan hanya penting saat anda menunggu kondisi yang tepat. Kesabaran juga sangat penting untuk TIDAK TERLALU CEPAT menutup posisi yang sedang memberikan untung.

Coba anda introspeksi diri: seberapa sering setelah anda menjual saham yang sedang naik, saham tersebut naik JAUH LEBIH TINGGI lagi?

Silahkan baca juga pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal."


20. Developing a Low Risk Idea

Kata pepatah: High risk, high gain; low risk, low gain.

Resiko tinggi, keuntungan tinggi; resiko rendah, keuntugan rendah.

Trader top dunia BERUSAHA mencari transaksi yang beresiko rendah tapi berpotensi untung tinggi.



Lanjut baca ke pos "Sukses Trading Saham � Observasi Jack Schwager (Bagian 3)." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

Comments

Popular posts from this blog

Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad