Skip to main content

Mengapa Harga Saham Naik Turun?

Kalau anda memperhatikan saham yang aktif diperdagangkan di bursa, harga saham tersebut (biasanya) berfluktuasi naik-turun selama jam perdagangan bursa.

Nah, pernahkah anda memikirkan MENGAPA harga saham bergerak naik-turun dalam hitungan jam, menit, atau bahkan detik?

Figure 1. Mengapa Harga Saham Berfluktuasi Naik-Turun?

Apakah karena faktor fundamental perusahaan?

Rasa-rasanya sih tidak masuk akal kalau fundamental perusahaan berubah-rubah dalam hitungan jam, menit, atau bahkan detik.

Atau karena ada berita tentang emiten saham yang mempengaruhi harga saham?

Rasa-rasanya sih tidak setiap jam (apalagi setiap menit atau detik) ada berita tentang setiap emiten saham.

Kalau bukan karena fundamental dan bukan juga karena berita, lalu apa dong yang menyebabkan harga saham bergerak naik-turun setiap hari?

Menurut G. C. Selden di buku Psychology of the Stock Market:

Most experienced professional traders in the stock market will readily admit that the minor fluctuations, amounting to perhaps five or ten dollars a share in the active speculative issues, are chiefly psychological. They result from varying attidudes of the public mind, or, more strictly, from mental attitudes of those persons who are interested in the market at the time.

Terjemahannya kira-kira begini:

Mayoritas pemain saham profesional berpengalaman mengakui bahwa fluktuasi minor harga saham yang aktif diperdagangkan adalah semata-mata karena faktor psikologis. Gerak naik-turun ini adalah hasil dari perilaku publik yang berbeda-beda, atau lebih tepatnya, hasil dari perbedaan pandangan para pemain saham yang berpartisipasi di bursa pada saat itu.

Apa artinya?

Artinya, dalam jangka pendek, fundamental perusahaan bukanlah faktor dominan yang menentukan harga saham. Dalam jangka pendek, faktor dominan yang menentukan harga saham adalah pandangan para pemain saham yang berpartisipasi jual-beli saham tersebut pada saat itu.

Artinya juga, kalau anda main saham dalam jangka pendek, fundamental perusahaan, seharusnya, bukanlah faktor penentu untuk membeli atau menjual saham. Dengan kata lain, analisa fundamental tidak cocok untuk trading saham jangka pendek.

Jadi, analisa apa yang cocok untuk main/trading saham jangka pendek?

Analisa Teknikal.

Mengapa?

Karena Analisa Teknikal adalah rekaman "perbedaan pandangan para pemain saham yang berpartisipasi di bursa."

Kalau anda bisa meng-interpretasi dengan benar pergerakan harga saham via Analisa Teknikal, anda bisa menebak kecenderungan harga saham apakah dalam waktu dekat akan naik, turun, atau tidak-naik-tidak-turun.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini 2018 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Comments

Popular posts from this blog

Arti Istilah Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share, biasanya disingkat EPS, artinya adalah Laba (Bersih) Per Saham. Nah, mengapa anda perlu tahu Laba Per Saham ? Andaikan anda tahu bahwa Laba keseluruhan P.T. Ciputra Development (CTRA), misalnya, Rp 200 milyar, tidakkah informasi tersebut sudah cukup? Tidak. Tidak cukup. Untuk memahami mengapa tidak cukup hanya mengetahui Laba Total perusahaan, mari kita lihat ilustrasi berikut: Ketika sedang mengendari motor menuju rumah, Roseta melihat sebuah truk penuh durian sedang berhenti di pinggir jalan. Harum sekali aromanya. Sebagai seorang pecinta berat durian, Roseta tidak henti-hentinya menghirup dalam-dalam semerbak buah berduri tersebut. Ia meminggirkan motornya dan menyapa si bapak pengemudi truk yang sedang duduk santai mengisap rokok. "Pak, duriannya dijual gak?" tanya Roseta. "Iya, neng. Dijual." jawab si bapak. "Satu harganya berapa, Pak?" tanya Roseta lebih lanjut. "Satu truk penuh, saya mau jual Rp 5 juta," jawab si

Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Saham Bonus

Di pos "Mengapa 'Saham Bonus' Bukan Bonus" saya menyatakan bahwa setelah Ex Saham Bonus, harga saham harus diSESUAIkan � karena jumlah saham bertambah dengan adanya saham bonus � agar NILAI RUPIAH saham tersebut tetap sama sebelum dan sesudah Ex Saham Bonus. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menghitung harga saham yang telah disesuaikan ini. Dengan kata lain, kita akan mempelajari cara menghitung harga Close teoritis setelah Ex Saham Bonus. Untuk mempermudah diskusi, mari kita lihat contoh kasus saham bonus PT. Indospring (INDS) berikut: Nama saham: INDS   Rasio Saham Bonus: 4 saham lama mendapat 1 saham baru   Cum Saham Bonus: 02 Juli 2014 Ex Saham Bonus: 03 Juli 2014 Harga Close INDS pada Cum Saham Bonus: Rp 2.905.   Pertanyaannya: berapakah harga teoritis Close INDS saat Ex Saham Bonus?  Untuk menghitung harga teoritis Ex Saham Bonus, hal pertama yang harus anda perhatikan adalah RASIO saham lama dan saham baru. Pada kasus INDS, rasio saham la

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4." (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1." ) Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open: Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) Open Di Prv Price (Open = Prv Price) Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price) Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.   Mari kita teliti satu per satu. 1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)   Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.   a.  Close > Open (> Prv Price)   Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. Pad