Skip to main content

Posts

Tanggapan Pengalaman Main Saham Mas Herlambang, Bagian 1

Pos ini adalah komentar saya untuk tulisan Mas Herlambang di pos "Pengalaman Main Saham Pembaca Blog Ini." ---###$$$###--- 1. (Dampak) Psikologis Main Saham Poin nomor 1 dari Mas Herlambang adalah cara menangkal dampak psikologis rugi main saham. Yang dilakukan Mas Herlambang adalah dengan punya lebih dari satu akun online trading dan tidak membuka akun yang sedang rugi merah membara. Terus terang, saya tidak setuju dengan cara ini. Kalau kerugian di portofolio sudah sampai membuat stress, seharusnya kerugian tersebut langsung direalisasi alias di CUT-LOSS. Kalau ruginya masih belum mencapai titik harus Cut-Loss, seharusnya dampak psikologis kerugian tersebut tidak/belum membuat stress. Tapi . . . Kalau cara Mas Herlambang ini manjur untuk Mas Herlambang, lakukan terus. Tidak usah peduli apakah bung Iyan setuju atau tidak. Setiap pemain saham punya cara tersendiri untuk trading/investasi saham. Hal ini adalah seperti yang Mas Herlambang tulis di bagian akhir pos tersebut, &qu
Recent posts

Pengalaman Main Saham Pembaca Blog Ini

Di pos "Untung Rugi Main Saham Ada di Tangan Anda," pembaca setia blog ini�Herlambang�menceritakan pengalaman dirinya main saham sejak 4 tahun lalu sampai saat ini. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Mas Herlambang untuk sharing ini. [Saya juga mengundang pembaca-pembaca lain blog Terus Belajar: Main Saham untuk menceritakan pengalamannya. Berbagi pengalaman bukan hanya membantu orang lain, tapi juga membantu anda dalam menelusuri kelebihan dan kekurangan anda dalam bermain saham.] ---###$$$###--- Dear Mas Iyan. Salam profit. Sebenarnya saya agak grogi mau menceritakan pengalaman saya disini, khawatirnya dianggap ngawur atau apalah bahasa lainnya. Tapi baiklah tetap saya ceritakan karena tujuannya juga agar mendapat koreksi dan masukan dari seorang professional trader. Dan maaf sebelumnya apabila nanti bahasanya acak2an. Setelah melakukan trading selama beberapa tahun, disertai dengan jatuh bangunnya, maka ada beberapa pengalaman berharga yang dapat saya ambil

Simple Moving Average atau Exponential Moving Average?

Di pos "Target Laba Main Saham (Bagian I)," seorang pembaca�Maha Syauqi�bertanya: ". . . Pak Iyan, kalau boleh tahu sering pakai EMA atau SMA? Untuk karakter Daytrader/Swing pada 3 Formasi harinya disetting angka berapa kalau Om Iyan dalam trading? Soalnya kalau saya pakai SMA kadang suka telat, tapi kalau pakai EMA banyka sinyal palsu haaa. . ." ---###$$$###--- Jawaban saya: Saya memakai (indikator Analisa Teknikal) Simple Moving Average (SMA). [Catatan: SMA = Simple Moving Average; EMA = Exponential Moving Average.] Lumrah kalau anda ingin tahu parameter Simple Moving Average yang dipakai orang lain. Apakah saya memakai 10 hari? 20 hari? 30 hari/ 50 hari? atau 200 hari kah? Nah, perlu saya tegaskan bahwa tidak relevan (untuk anda) bung Iyan memakai SMA dengan parameter apa. Yang penting adalah anda memilih indikator Analisa Teknikal (SMA, EMA, dll) dan parameternya(5, 10, 20, 30, 50, 200, dll) lalu memakainya SECARA KONSISTEN. Kalau anda memutuskan memakai Simple

Untung/Rugi Main Saham Ada Dalam Kendali Anda

Figure 1. Kalimat Mutiara Marc & Angel (sumber: Marcandangel.com) Anda tidak bisa mengendalikan perilaku orang lain. Anda tidak bisa mengendalikan semua yang terjadi pada anda. Apa yang bisa anda kendalikan adalah bagaimana anda bereaksi terhadap semua itu. Reaksi anda adalah kekuatan anda. (Sumber: Marcandangel.com ) ---###$$$###--- Saat menulis saran di atas, (saya rasa) Marc and Angel tidak membicarakan saham. Tapi saran tersebut tidak hanya berlaku untuk kehidupan sehari-hari: saran tersebut juga berlaku saat anda bermain saham Anda tidak bisa mengendalikan harga saham naik atau turun. Apa yang bisa anda kendalikan adalah reaksi anda terhadap saham yang naik atau turun. Reaksi anda (yang dirumuskan dalam trading plan) adalah kekuatan anda. ---###$$$###--- Bagaimana seharusnya reaksi (trading plan) yang benar? Secara umum: Kalau saham naik, biarkan ia naik. Kalau saham turun dan mencapai titik yang sudah ditentukan, JUAL JUAL JUAL (untung ataupun cut-loss). Pos-pos yang berhubun

Main Saham Tidak Pernah Rugi. Mungkinkah?

Di pos "Main Saham Cepat Kaya?" , seorang pembaca, Septian Benny, bertanya: "Mas, menurut anda apakah tidak ada investor yang tidak pernah rugi dalam bermain saham? Saya adalah pemula, apakah dengan membeli saham BUMN menjadikan saya aman dari kerugian?" Saya rasa kekhawatiran Bung Septian Benny adalah kekhawatiran mayoritas pemula yang berniat mulai main saham. Mereka ingin main saham tapi takut rugi. Kekhawatiran ini sangat masuk akal. Semua orang terjun main/investasi/trading saham karena pengen untung. Bukan rugi. Jadi, mungkinkah main saham tapi tidak pernah rugi? Figure 1. Dixit Card 03 from Dixit Revelations Board Game Jawaban saya: Menurut saya, TIDAK ADA investor/pemain saham yang tidak pernah rugi dalam bermain saham. TIDAK ADA. Tapi ini tergantung definisi anda apa yang dimaksud "rugi." Banyak orang yang sahamnya turun menganggap belum rugi karena belum menjual. Nah, hanya karena anda belum menjual tidak berarti anda belum rugi. Memang, anda bis

Untung Main Saham 1% Setiap Hari. Mungkinkah?

Di pos "Investasi Saham atau Trading Saham, Mana Lebih Baik (Bagian II)" seorang pembaca, Johnny Kee, bertanya, ". . . Misalkan ada seorang nasabah yang mempunyai target rata-rata cuan (untung) per hari sebesar 1%. Berarti per bulannya sebesar 22% (sesuai hari kerja) dan per tahunnya sebesar 240%. . . Apa komentar dari pak Iyan mengenai simulasi tersebut?" Figure 1. Dixit Card (02) from Dixit Revelations Board Game Jawaban (saya edit dari jawaban asli agar lebih enak dibaca): . . . Mungkinkah seorang pemain saham untung 1% setiap hari selama bertahun-tahun? Mungkin saja. Tapi mohon Johnny perhatikan: bermain saham adalah layaknya berlari marathon, bukan berlari cepat (sprint). Maksud saya begini: Banyak pemain saham pemula yang melipatgandakan modalnya dalam beberapa bulan karena faktor keberuntungan dan faktor nekad. Saking mudahnya ia mendapat untung, ia (mungkin) menganggap dirinya jenius, seorang "Super Trader." Karena merasa jenius, sang "Super